Presiden AS Donald Trump Sebut Tidak Ingin Perang Berlanjut Setelah Serang Fasilitas Nuklir Iran, Sekarang Minta Damai

Presiden AS Donald Trump Sebut Tidak Ingin Perang Berlanjut Setelah Serang Fasilitas Nuklir Iran, Sekarang Minta Damai

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak ingin melanjutkan serangan terhadap Iran dan berniat mengupayakan kesepakatan damai dengan Tehran setelah serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, lapor Axios, Minggu (22/6), mengutip seorang pejabat Amerika.

Media tersebut melaporkan bahwa Trump menghubungi kepala otoritas Israel Benjamin Netanyahu sesaat setelah serangan, memberitahukan hasilnya, dan menyatakan bahwa tujuan berikutnya adalah mengejar kesepakatan damai dengan Iran.

“Presiden tidak ingin melanjutkan serangan. Ia siap jika Iran melakukan serangan balasan, tetapi ia sudah menyampaikan kepada Netanyahu bahwa ia menginginkan perdamaian,” kata pejabat tersebut.

Seorang pejabat Israel juga mengonfirmasi sikap Trump, “Amerika sudah menyampaikan dengan jelas bahwa mereka ingin mengakhiri putaran ini. Mereka tidak keberatan jika kami melanjutkan serangan, tapi untuk mereka, sudah cukup.”

Israel dilaporkan telah menghancurkan beberapa sistem pertahanan udara Iran dalam waktu 48 jam sebelum serangan AS, atas permintaan Amerika, menurut pejabat Israel dan Amerika.

Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa AS memberikan daftar sistem pertahanan Iran yang harus dilumpuhkan sebelum menyerang fasilitas nuklir Fordow.

AS menyerang fasilitas nuklir Iran menggunakan enam bom penembus bunker (bunker-buster) yang dijatuhkan ke fasilitas Fordow dengan pesawat siluman B-2, serta meluncurkan puluhan rudal jelajah dari kapal selam ke fasilitas di Natanz dan Isfahan.

Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Angkatan Udara Dan Caine, mengatakan lebih dari 125 pesawat AS terlibat dalam misi tersebut, termasuk pesawat pengebom siluman, jet tempur, pesawat pengisian bahan bakar, kapal selam peluncur rudal, dan pesawat pengintai.

Presiden Donald Trump menyatakan bahwa serangan terhadap fasilitas nuklir Iran itu “sangat sukses”.

Ketegangan antara Teheran dan Tel Aviv pecah sejak 13 Juni 2025, ketika Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran ke wilayah Iran, menargetkan fasilitas militer dan nuklir. Iran merespons dengan serangan balasan.

Pihak berwenang Israel melaporkan sedikitnya 25 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat serangan rudal Iran. Sementara itu, Kementerian Kesehatan Iran menyebutkan 430 orang meninggal dunia dan lebih dari 3.500 orang terluka akibat serangan Israel.

Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"