Himbauan untuk memberikan vaksin kepada anak sepertinya sedang mengalami masa terjal. Penolakan dari beberapa kelompok terkait vaksin yang mengandung substansi terlarang oleh salah satu agama kini menguat. Padahal jika kasus wabah penyakit merebak, mereka sendiri yang menanggung akibatnya.
Seperti baru-baru ini seorang ibu bercerita tentang perjuangan merawat buah hatinya yang terkena virus rubella. Husna, ibu asal Kabupaten Bireun, Provinsi Aceh, memiliki seorang putri yang mengalami Congenital Rubella Syndrome (CRS). Congenital Rubella Syndrome (CRS) ialah infeksi pada janin didalam kandungan, yang diakibatkan oleh virus rubella.
"Saat itu saya sedang hamil anak pertama (Husnul), usia kehamilan baru berjalan dua bulan, badan saya panas dan mengeluarkan ruam-ruam merah, saya pikir panas biasa, rupanya itu virus rubella dan baru diketahui ketika Husnul lahir," kata Husna seperti yang dilansir dari BBC.com.
Sebagai penderita CRS, Husnul Faina yang kini berusia 2 tahun mengalami beberapa kecacatan permanen. Pertama ia memiliki ukuran jantung dan otak yang lebih kecil dari anak seusianya. Husnul juga tidak dapat mendengar, melihat dengan baik, bahkan diusia segitu kakinya masih susah menopang badan, sehingga Husnul susah berdiri apalagi berjalan.