Pemerintah Korea Selatan Larang Mukbang... Kenapa?

Pemerintah Korea Selatan Larang Mukbang... Kenapa?
Obesitas? Biasa aja deh perasaan... (koreaherald.com)

Aturan tersebut dibuat sebagai program antiobesitas di Korea Selatan. Padahal menurut data, Korea Selatan masih menjadi salah satu negara dengan tingkat obesitas paling rendah di dunia. 

Nyatanya, angka obesitas di Korea Selatan meningkat dalam 20 tahun terakhir. Pada 2016 lalu, sekitar 43,8 persen penduduk Korea Selatan masuk dalam jajaran penduduk obesitas. Jumlah ini meningkat dari tahun 1998 dengan jumlah sebanyak 26 persen. 

Data itu bahkan jauh lebih rendah daripada penduduk Amerika Serikat. Kecuali mungkin di Korea Utara ya, karena mungkin cuma Kim Jong-Un aja tuh yang gemuk di sana.

Orang se-Korea Utara cuma dia aja kali ya yang gemuk, hehehe (independent.co.uk)

Mengetahui hal itu, para artis mukbang pun keberatan. Sejumlah artis mukbang menyebut aturan itu sebagai 'diktator'. Salah satu youtuber mukbang, Kim Jung Bum mengatakan bahwa aturan itu gak akan berpengaruh banyak pada penurunan angka obesitas di Negeri K-Pop.

Di lain pihak, Song, seorang ibu rumah tangga, mendukung rencana pemerintah. Soalnya, salah satu anaknya mencoba untuk memasukkan makanan sebanyak mungkin ke mulutnya saat makan. Perilaku itu ditiru anak itu setelah menonton tayangan mukbang.

Lagi bikin video mukbang nih~ (scmp.com)

Salah seorang pelaku mukbang juga mengatakan bahwa dia percaya popularitas mukbang berkaitan dengan percampuran budaya  di Korea. Mukbang sendiri menjadi tren viral sendiri karena bisa merepresentasikan antara makanan enak dan manusia.

Tayangan mukbang bisa memberikan kesempatan orang untuk berbagi makanan bersama, meski secara virtual sih. Atas itulah Kementerian Kesehatan di Korea Selatan punya ketakutan bahwa mukbang punya kontribusi besar pada tingkat obesitas di negerinya.

Nah, mukbang lovers, kita lihat aja deh nantinya gimana. Sekarang mah pantengin aja dulu tayangan-tayangannya.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"