Biasanya ketika operasi liposuction dan tummy tuck tersedia di layar monitor untuk melihat proses operasi di bagian dalam. Tetapi ia tidak melihat satu pun kamera mikro atau monitor yang terpasang di tubuhnya.
Setelah itu, ia malah diperbolehkan untuk keluar dari klinik. Padahal tummy tuck merupakan jenis operasi yang berat dan membutuhkan waktu beberapa hari untuk pemulihan.
"Sebagai seorang perawat, saya tahu ada sesuatu yang tidak beres," tuturnya.
Dan benar saja, setelahnya Kanisha baru tau kalo temannya, Keuana, meninggal dunia. Ia pun langsung kembali ke California dan saat itu pula ada hal mengancam yang terjadi padanya.
Kanisha mengalami pendarahan serta muntah terus menerus. Ia pun datang ke unit gawat darurat dan diopname selama dua minggu. Hasilnya menunjukkan kalo ia mengalami pendarahan pada organ dalam.
"Kalau saya tidak segera ke rumah sakit mungkin saya sudah meninggal. Apakah kami tahu risikonya operasi plastik di Meksiko? Ya. Tapi apakah kami mengira kalau risikonya adalah kematian? Tidak," ujar Kanisha.
Saat ini, kasus kematian Keuana dan Kanisha sedang dalam proses investigasi. Pihak klinik maupun dokter masih menolak memberikan pernyataan apa pun.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan bahwa biaya operasi plastik di Meksiko memang terkenal lebih murah dibanding Amerika Serikat. Namun, mereka juga memperingatkan bahwa adanya resiko yang cukup tinggi saat menjalani prosedur di sana. Umumnya dokter yang melakukan operasi plastik tidak memiliki sertifikasi resmi dan bukan termasuk anggota dokter bedah secara resmi.