Kuburuan Mbah Gajah akan ramai pengunjung di hari-hari tertentu. Biasanya yang datang ziarah adalah orang yang punya keinginan. Misal mau daftar PNS, atau mau nyaleg, atau melamar pekerjaan.
# Dilarang Pacaran dan Menikah
Kuburan Mbah Gajah sering didatangi orang (indozone.id)
Salah seorang sesepuh di desa tersebut, Mbah Waidi Darmo menceritakan bahwa Mbah Suro Dinonggo adalah pelarian dari Yogyakarta, bersama Pangeran Diponegoro.
Menurut kepercayaan di sana, warga Dukuh Nglumbang Dungik dilarang besanan dengan warga Karanglo.
Dulu, Mbah Dinonggo hanya mau besanan dengan piyayi (orang) kampung Karanglo. Ia menantang siapa pun yang mau jadi besannya dengan bertanding di sebelah timur Kampung Randubowo, termasuk Mbah Darmo Mulyono.
Ternyata, priyayi Kampung Karanglo itu enggak sanggup menerima pusoko yang berbentuk tombak tersebut. Akhirnya Mbah Dinonggo berkata bahwa sampai kapanpun orang warga Nglumbang Dungik enggak boleh menikah dengan warga Karanglo.
Apabila nekat melangsungkan pernikahan, rumah tangganya akan ditimpa malang dan sial.
Nampaknya sabda Mbah Dinonggo dituruti warga. Sampai sekarang, menurut Mbah Darmo, enggak ada warga yang berani besanan. Tapi mereka tetap bergaul dan berteman.