Moeldoko, Joko Widodo, dan Gagasan Nasionalisme Soekarno

Moeldoko, Joko Widodo, dan Gagasan Nasionalisme Soekarno

Ditengah semakin gencarnya isu pemilihan calon wakil presiden, nama Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko terus menguat. Duo Joko Widodo dan Moeldoko mendapat banyak dukungan dari berbagai elemen masyarakat.

Salah satu dukungannya naik dari masyarakat Jawa Tengah melalui Gerakan Buruh Berjuang (Gerbang) Jateng. Koordinator Gerbang Jateng, Nanang Setyono pada hari Senin (23/7/2018) mengatakan bahwa pihaknya sepakat untuk mendukung Pak Moeldoko sebagai pendamping Pak Jokowi di Pilpres 2019 nanti. Tentu saja hal ini semakin membuat suara di Jawa Tengah bulat.

Apalagi kedekatan keduanya sudah diramalkan bahkan sejak Jokowi meminta Moeldoko untuk untuk mewakili keluarganya menyambut tamu undangan dalam pernikahan Kahiyang-Bobby. Hingga akhirnya dipercaya memimpin Kantor Staf Kepresidenan.

pinterpolitik.com

Kebetulan ini meskipun seperti benar-benar kebetulan, tetapi ada benang merah antara Presiden Joko Widodo dengan Dr. Moledoko. Benang merahnya adalah pada tataran gagasan atau pemikiran.

Seperti yang diketahui bahwa Joko Widodo berasal dari partai yang berhalauan nasionalis dengan figur Sukarno sebagai panutan utama. Dengan gagasan utama yaitu berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya.

Sebagai purnawirawan TNI, kedaulatan bangsa dalam berpolitik adalah ideologi yang sudah terpupuk dengan baik. Tidak perlu dipertanyakan lagi bagaimana tentara akan berjuang untuk kedaulatan bangsa ini.

Dalam bidang ekonomi, Moeldoko saat ini menjadi pemimpin penjaga keberdikarian ekonomi nasional, yaitu kaum petani. Dr. Moeldoko saat ini adalah Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional HKTI sejak 10 April 2017. Dalam visi Moeldoko HKTI harus semakin banyak berkarya untuk menguatkan perekonomian bangsa.

Benang merah terakhir adalah tenteng kepribadian dalam kebudayaan. Moeldoko sangat menghargai kebudayaan di Indonesia. Salah satunya saat beliau membuka acara Pagelaran Seni Budaya Simalungun diselenggarakan Taman Mini Indonesia Indah, Sabtu (21/4/2018).

“Saya sangat mengapresiasi pagelaran ini dan senang dengan kreativitas seni yang dikembangkan,” kata Moeldoko. Budaya mengajarkan harmoni, kerja sama, toleransi, dan saling menghargai.

Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"