Flu Spanyol menginvasi dunia melalui cara yang belum pernah disaksikan umat manusia sebelumnya. Korban meninggal paling parah pada kelompok usia 20-40 tahun, dan mayoritas pria.
Penyakit ini menyerang secara merata, dan negara miskin menderita lebih parah daripada negara maju kala itu, Kajian tahun 2020 yang dilakukan seorang peneliti Harvard University, Frank Barro memperkirakan sekitar 0,5% penduduk AS meninggal, sementara di India 5,2% penduduknya meninggal.
3. Wanita sebagai pekerja
Karena tingginya angka kematian pria setelah perang dunia I dan flu Spanyol ini, wanita jadi lebih mudah mendapatkan lapangan pekerjaan.
Peneliti Texas A&M University, Christine Blackburn menemukan kekurangan tenaga kerja di AS membuka jalan bagi kaum perempuan. Pada tahun 1920, Kongres meratifikasi Amendemen ke-19 yang memberikan hak pilih kepada perempuan AS.
Para pekerja juga diuntungkan dengan peningkatan upah karena kelangkaan tenaga kerja. Di AS, upah di sektor manufaktur melonjak dari 21 sen per jam di tahun 1915, menjadi 56 sen di tahun 1920.
4. Warisan negatif bagi negara baru