Menguak Tabir: Fenomena Kawin Kontrak di Puncak Sewa Tiga Hari Plus Vila, Bayar, Main, Kelar Deh~

Menguak Tabir: Fenomena Kawin Kontrak di Puncak Sewa Tiga Hari Plus Vila, Bayar, Main, Kelar Deh~
Ilustrasi (Tribunnews.com)

“Ada. Cuman kalau kawin kontrak kayanya susah sekarang. Cuman nanti dicoba aja ngobrol langsung. Saya hubungi dulu sebentar,” ucap pria paruh baya dengan topi merah itu. 

Baca juga: https://paragram.id/berita/fenomena-kawin-kontrak-di-puncak-makin-ramai-pemkab-bogor-bergerak-cepat-16937

Lima menit, Candra menelepon. Percakapan logat Sunda samar terdengar. Tak lama ia langsung menutup teleponya. “Sebentar ya, paling 20 menitan sampai. Ngopi aja dulu,” ucapnya. Sambil menunggu, Candra menceritakan perihal wanita tersebut. Menurutnya kawin kontrak sudah sangat jarang terjadi. Yang ada sewa. hitunganya per hari. 

“Udah enggak ada ijab kabul gitu. Yang ada cuma sewa semingu sampai sebulan,” tuturnya. Tak lama seorang wanita berambut panjang sebahu datang. Dengan mata belo serta hidung mangir. Tingginya sekitar 150 cm.

Ia diantar oleh seorang pria mengenakan jaket kulit hitam agak luntur. Sebut saja namanya Citra. Perkenalan mengawali obrolan kami sebelum menjurus pada kawin kontrak. 

Citra mengaku seorang janda 26 tahun beranak satu. Ia tinggal di kawasan Cipanas Cianjur. “Deket tinggalnya di Cipanas. Cuman kalau KTP asli Tugu Utara,” akunya. 

Obrolan pun mulai menjurus pada kawin kontrak. Namun Citra tidak langsung mengiyakan. Wanita yang mengenakan kaus cokelat itu hanya menawarkan ditemani beberapa malam. Dengan tarif Rp 1 juta permalam. 

“Aduh, kalau langsung aja gimana. Enggak usah kawin kontrak segala,” tawar Citra.

Citraa mengaku masih sedikit trauma dengan kawin kontrak yang ia jalani tiga tahun silam. Dirinya mendapatkan perlakuan kasar dari suami kontraknya. 

Ilustrasi Citra yang trauma(Tribunnews.com)

“Udah lama sih. Cuman masih takut saja. Apalagi enggak ngerti bahasanya. Jadi kalau mau gitu aja,” katanya. Citra menuturkan, kawin kontrak saat ini sudah jarang di kawasan Puncak. 

Saat ini lebih pada penjaja seks vila ke vila saja. Atau hiburan malam di kawasan Puncak. “Sebenarnya sudah enggak ada (kawin kontrak, red). Pada trauma soalnya. Jadi paling seperti ini (WTS red). Sewa tiga hari plus vila. Bayar, main, selesai. Susah kalau kawin kontrak, pada enggak mau,” ujarnya. 

Nah loh gimana nih menurut kalian gengs? Apakah kalian pernah melihat atau mendengar fenomena tersebut?



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"