Mengenaskan, Wanita Ini Jadi Korban Malapraktik Oplas, Bola Matanya Ikut Kejahit

Mengenaskan, Wanita Ini Jadi Korban Malapraktik Oplas, Bola Matanya Ikut Kejahit

Seorang wanita bernama Zhang di China menjadi korban malapraktik operasi plastik. Kini, kelopak matanya  menjadi cacat seumur hidup. Hingga ia juga kesulitan untuk melihat jelas. Pada tahun 2021, Zhang melakukan operasi kelopak mata di Klinik Kecantikan Medis Weidang Kuiwn Lirendu. Prosedur tersebut membutuhkan uang 30,000 yuan atau sekitar Rp 64,8 juta.

Prosedur itu memang banyak dilakukan wanita Asia demi memiliki bola mata yang lebih besar. Operasi ini disebut dengan istilah blepharoplasty, dimana dilakukan sayatan penuh, atau sebagian, dengan tujuan menciptakan lipatan di kelopak mata. Lalu Zhang pun melakukan operasi  kelopak mata ganda supaya matanya tampak proporsional.

"Pada November 2021, saya menjalani operasi kelopak mata ganda karena sudut luar mata saya tidak rata," tutur Zhang, seperti dikutip dari Koreaboo.

Zhang mengaku tidak nyaman ketika operasi dilakukan. Tetapi ia terus melanjutkannya. Hingga ketika operasi selesai, ia melihat bola matanya terjahit bersama kulit di ujung luar mata. Ketika  mengeluhkan kondisinya itu, dokter mencoba menenangkannya dan berujar jika semua akan baik-baik saja. Akan tetapi sampai saat ini, penglihatan Zhang kian kabur dan pergerakan bola matanya jadi terbatas.

Kondisi mata Zhang saat ini (via weibo)

"Setelah jahitannya dilepas, saya melihat ada sambungan seperti benang antara bola mata saya dan sudutnya. Dokter bedah, direktur rumah sakit Wang, meyakinkan saya bahwa tidak ada masalah serius dan menawari saya operasi lagi untuk memisahkannya," katanya, seperti dikutip dari Oddity Central.

Sayangnya, operasi lanjutannya tidak berhasil. Mata kiri Zhang meradang, dan seminggu setelahnya, bola mata dan sudut matanya kembali menyatu.

Hal ini membuat pergerakan mata kirinya menjadi terbatas. Ia hanya bisa menggerakannya matanya sambil menolehkan kepala. Zhang berharap bisa menjalani operasi perbaikan di rumah sakit di Shanghai, tetapi dananya masih tidak cukup.

Zhang pun sempat mengalami depresi dan meminta uangnya dikembalikan karena semuanya gagal. Tetapi dokter tersebut malah menolak dan hanya mau mengganti rugi 10,000 yuan atau Rp 21,6 juta.

"Saya minta dikembalikan 30.000 yuan, tapi dia bilang itu terlalu banyak. Dia hanya menawarkan 10.000 yuan, yang bahkan tidak cukup untuk menutupi biaya perjalanan saya ke Shanghai. Selain itu, dia terus menunda pembayarannya, dan sekarang sudah dua tahun," tutur Zhang.

Zhang kini harus bergantung pada obat tetes mata setiap hari dan tidak bisa menggerakkan mata kirinya untuk melihat ke samping.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"