Ketika tabrakan terjadi, kereta menghantam badan truk Pertamina sampai terseret sejauh 20 meter dan terjadi beberapa ledakan mengerikan.
Dari kecelakaan tersebut, ada 6 korban meninggal dunia. 3 di antaranya penumpang dan 3 lagi adalah kru kereta, yaitu masinis Darman Prastyo, asisten masinis Agus Suroto, dan teknisi Sofyan Hadi.
Ketiga pahlawan tersebut ditemukan sudah hangus terbakar karena terjebak di tengah kobaran api. Tim penyelamat mengatakan bahwa jasad ketiganya saling bertumpukan di kabin masinis dalam kondisi sudah terbakar.
Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan memberi apresiasi pada Sofyan yang baru bekerja dua bulan sebagai teknisi.
“Sofyan bisa saja tidak kembali ke kabin depan setelah memperingatkan penumpang. Tapi ia justru balik lagi ke kabin membantu rekan-rekannya,” kata Jonan. Ya, padahal kalau mau menyelamatkan diri, ia bisa aja lho loncat dari gerbong tiga.
Tapi enggak, Sofyan nggak menyelamatkan dirinya begitu aja. Setelah memberi peringatan pada penumpang, dia malah balik lagi ke kabin dan membantu rekan-rekannya.
"Kalau dia nggak masuk lagi pasti dia selamat," kata Julie Retna, seorang penumpang selamat yang saat itu ada di gerbong wanita paling depan.
Atas aksi heroik dan dedikasinya, nama Darman Prasetyo diabadikan sebagai nama Balai Pelatihan Teknik Traksi Yogyakarta. Menyusul nama Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian Bekasi yang diubah jadi BPTP Sofyan Hadi dan Balai Pelatihan Operasional dan Pemasaran menjadi P-Opsar Agus Suroto
Sebuah prasasti pun dibangun di stasiun Tanah Abang untuk mengenang dedikasi sang pahlawan dalam bertugas.