Mengenal ADF, Kelompok Pemberontak Bersenjata yang Sadis dan Bunuh Prajurit TNI di Kongo

Mengenal ADF, Kelompok Pemberontak Bersenjata yang Sadis dan Bunuh Prajurit TNI di Kongo
Tentara pemberontak bersenjata ADF (trtworld.com)

ADF pertama kali dibentuk tahun 1995. Pendirinya adalah hasil kemitraan unsur-unsur radikal sekte Muslim Tabliq Uganda dan sekelompok pejuang Bakonjo yang tersisa dari gerakan Rwenzururu. Mereka menamakan diri sebagai Tentara Nasional untuk Pembebasan Uganda (NALU).

Kemitraan itu jadi lebih strategis berkat kesamaan ideologi dan saling menguntungkan. Tabliq Uganda sendiri dipimpin oleh mualaf muda radikal, Jamil Makulu yang dididik di Arab Saudi. Dia dilatih di kamp-kamp militer Afganistan dan Pakistan.

Tabliq sendiri mendapat dana yang besar dari para pendukung internasional gerakan Islam dan selain itu dari Sudan. Sementara Bakonjo adalah kerabat Uganda dengan bahasa dan budaya yang hampir identik. Hanya saja, mereka dipisahkan oleh perbatasan kolonial pada awal abad ke-20.

ADF kini punya kontrol dan monopoli atas perbatasan Uganda-Kongo. Mereka juga mengontrol perdagangan di sana.

Mereka berhasil mengontrol perbatasan dan perdangangan gelap (newsweek.com)

ADF memulai aksi kekerasannya di Uganda barat pada akhir 1990-an. Militer Uganda pernah merespons serangan itu dengan rangkaian operasi militer tanpa kompromi. Kemudian tahun 2003, jumlah ADF menurun menjadi ratusan orang. Mereka pun dipaksa untuk melarikan diri melintasi perbatasan ke daerah yang didominasi Nande di Kivu Utara.

Saat itu, DRC masih bernama Zaire. ADF diserahkan kepada perangkatnya sendiri. Kalo nggak gitu, mereka bisa didukung secara berkala oleh pemerintah Zaire dari Kinshasa. Mobutu Sese Seko melihat kelompok ini sebagai kekuatan yang berguna untuk melawan serbuan Uganda ke negara itu. Dengan senang hati, tokoh ini memberi mereka senjata dan intelijennya.

ADF juga difasilitasi rentang bebas perbatasan oleh Presiden Laurent Kabila. Jadi ADF tentunya menguasai perbatasan. Hal ini membuat ADF bebas untuk terlibat dalam kemitraan jangka pendek yang menguntungkan dengan kelompok-kelompok pemberontak lainnya. Mereka pun dapat keuntungan dari perdagangan gelap di perbatasan. Sudan juga secara berkala mengirim pasokan senjata kepada ADF.

ADF masih tetap memiliki pengaruh nasionalisme Konjo-Nande. Tetapi yang bikin nggak jelas adalah ideologi jihadis dalam tubuh ADF. Maka, sejauh apa sih jihad memengaruhi dan membentuk kelompok pemberontak bersenjata ADF ini?



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"