Jenglot adalah figur hominoid yang berukuran kecil, berkulit gelap dengan tekstur kasar, berwajah seperti tengkorak dan bertaring mencuat serta memiliki rambut dan kuku yang panjang.
Jenglot ditemukan di beberapa wilayah di nusantara, misalnya Jawa, Kalimantan, dan Bali. Kehadirannya yang kerap diidentikkan dengan hal mistis membuat banyak orang ngeri dan heboh saat menemukan benda tersebut.
Tapi, apakah kamu tau kalau tim forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo atau (RSCM) dan pakar forensik dari Universitas Indonesia (UI) ternyata pernah meneliti lebih lanjut DNA dari makhluk mistis tersebut?
FYI, DNA merupakan informasi genetik yang dimiliki makhluk hidup serta akan diturunkan pada keturunannya sehingga kita bisa mengetahui lebih lanjut berasal dari mana objek yang diteliti tersebut alias nenek moyang suatu kaum.
Sedangkan jenglot merupakan salah satu makhluk yang keberadaannya sering dianggap gaib oleh banyak orang. Penemuan Jenglot juga kerap disangkut pautkan dengan hal klenik atau mistis.
Bentuk Jenglot sendiri menyerupai sosok manusia mungil sebesar telapak tangun namun bisanya dipadukan dengan hewan. Misalnya, jenglot berbadan manusia namun dengan kaki ular atau ikan.
Dalam penemuan lainnya, ada pula yang memang menyerupai bagian tubuh manusia namun dengan posisi tertentu, seperti sedang duduk sila, tertidur, dan sebagainya.
Menurut mitos yang beredar di masyarakat, banyak yang menanggap bahwa Jenglot merupakan jelmaan dari manusia yang dikutuk. Sebagian orang lainnya menganggap, Jenglot pada dahulu kala merupakan seorang manusia sakti yang sedang bertapa kemudian menciut jadi kecil.
Dilansir dari berbagai sumber, dalam buku bertajuk ‘Enigma 2: Menguak Fakta-fakta Misterius Paling Fenomenal di Dunia’ karya Sam pada beberapa tahun lalu mengungkapkan bahwa tim forensik dari RSCM pernah menguji dan meneliti jenglot melalui sinar X.
Ketika ditelusuri lebih lanjut, ternyata jenglot yang diteliti saat itu tidak memiliki struktur tulang layaknya makhluk hidup seperti manusia ataupun hewan. Hanya saja peneliti menemukan sebuah struktur yang menyerupai penyangga dari kepala hingga badan, namun tentunya struktur tersebut jauh berbeda dari manusia.
Sedangkan menurut penelitian dari ahli forensik UI, Djaja Surya Atmaja yang turut meneliti Jenglot ini. Dia mengungkapkan bahwa kulit jenglot memiliki karakteristik DNA layaknya seorang manusia. Atas temuan itu dia pun mengaku terkejut.