MD-82 Lion Air bernomor penerbangan JT 538, Tergelincir dan Menewaskan 26 Orang

MD-82 Lion Air bernomor penerbangan JT 538, Tergelincir dan Menewaskan 26 Orang

Kecelakaan D-82 Lion Air bernomor penerbangan JT 538 terjadi pada 30 November 2004. Ini menjadi kali ke empat pesawat Lion Air mengelami kecelakaan. Lion Air MD-82 Lion Air bernomor penerbangan JT 538 rute Jakarta-Solo-Surabaya tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Adisumarmo, Solo. 

Pesawat MD-82 Lion Air bernomor penerbangan JT 538 tersebut mengangkut 146 penumpang. Rute awalnya adalah dari Jakarta dengan tujuan Surabaya pada pukul 17.00 WIB. Sebelum mendarat di Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Jawa Timur pesawat tersebut dijadwalkan transit di bandara Adi Sumarmo Solo.

Kecelakaan MD-82 Lion Air bernomor penerbangan JT 538

Kecelakaan MD-82 Lion Air bernomor penerbangan JT 538 Lion Air berkali-kali mengalami kecelakaan (asia.nikkei.com)

Kecelakaan MD-82 Lion Air bernomor penerbangan JT 538 menyebabkan 26 orang tewas, 55 orang luka berat, dan 63 orang luka ringan.

Beberapa pengurus Nahdlatul Ulama (NU), termasuk KH Yunus Muhammad yang saat itu menjabat Ketua Komisi VIII DPR, merupakan korban meninggal kecelakaan Lion Air MD-82 Lion Air bernomor penerbangan JT 538.

Saat keberangkatan cuaca memang sudah sangat buruk. Ada hujan besar disertai petir. Saat pendaratan pada sekitar pukul 18.15 WIB,  MD-82 Lion Air bernomor penerbangan JT 538 akhirnya keluar landasan dan masuk ke sawah, sebelum akhirnya berhenti di kawasan pemakaman umum. Pesawat tersebut kemudian patah di tengah, tepatnya di bagian tulisan 'Lion' pada badan pesawat.

Bener-bener kecelakaan yang mengerikan Lion Air MD-82 Lion Air bernomor penerbangan JT 538 ini.

Kecelakaan MD-82 Lion Air bernomor penerbangan JT 538 (en.wikipedia.org)

Manajer Humas Lion Air saat itu, Hasyim Arsal Alhabsi, mengatakan pihaknya segera memperbaiki segala kekurangan yang ada di perusahaan. Tetapi ia membantah jika kecelakaan yang terjadi itu disebabkan karena kondisi pesawat Lion Air yang sudah tidak laik terbang. 

"Kami sudah berjalan sesuai dengan prosedur, segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan aturan yang ada," ujar Hasyim.

Berdasarkan hasil penyelidikan, Ketua Tim Investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Kapten Ertata Lananggalih menjelaskan penyebab kecelakaan pesawat itu karena cuaca buruk dan fungsi sistem pendaratan pesawat yang tidak optimal.

Penyebab banyaknya korban yang meninggal atau luka berat yang menimpa penumpang di kursi depan (kursi no 1-11) adalah karena tertabraknya fondasi antena localizer di daerah Runway End Safety Area (RESA) pada lokasi 140 meter dari ujung landasan pacu. Sehingga bagian depan pesawat terkoyak.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"