Namun di sisi lain, menurut Direktur Research & Consultancy Savills, Dani Indra Bhatara, sebagaimana dilansir dari CNBC Indonesia, fenomena ini terjadi karena pola pikir Gen Z yang merasa bahwa harga properti sudah terlalu tinggi dan pendapatan mereka tidak cukup untuk membeli properti, khususnya rumah.
Masih Ada Kemungkinan Berubah
Dani menyebut bahwa Generasi Milenial pada usia yang sama dengan Gen Z juga memiliki persepsi yang serupa tentang minat pembelian properti. Namun, seiring berjalannya waktu dan perubahan status hidup, persepsi tersebut dapat berubah. Sebagian besar Generasi Milenial akan beralih pola pikir ketika mereka menikah dan memiliki keluarga.
Dengan kata lain, pada saat ini, sebagian besar Gen Z memang masih belum memiliki pemikiran yang mengarah pada pembelian properti untuk kepemilikan pribadi. Namun, seiring berjalannya waktu, Dani memperkirakan bahwa pola pikir mereka akan berubah dan lebih banyak yang akan mempertimbangkan untuk membeli rumah.
Meski demikian, pola pikir yang lebih memilih untuk menyewa properti dapat mempengaruhi hitungan backlog. Namun, seiring waktu, diharapkan persepsi ini akan berubah dan menyebabkan penurunan backlog.
Dengan demikian, meskipun tren saat ini menunjukkan bahwa Generasi Z lebih memilih untuk menyewa properti , tetapi hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa pola pikir mereka akan berubah seiring berjalannya waktu dan perubahan status hidup. Seiring dengan itu, diharapkan bahwa kebutuhan akan rumah dan kepemilikan properti akan menjadi pertimbangan utama bagi Generasi Z di masa depan.