Seorang jurnalis asal AS yang bekerja di The Telegraph dan The Sunday Times secara putus asa curhat di akun Twitter pribadinya mengenai sulitnya menyelamatkan rekannya untuk keluar dari Afghanistan.
Dikutip dari New York Post Rabu (25/08), Toby Harnden memiliki seorang rekan penerjemah warga Afghanistan yang terjebak di Kabul.
Pria yang disebut bernama R ini menghubungi Harnden dan bercerita soal keinginannya meninggalkan Afghanistan. Namun usahanya sia-sia karena situasi yang kian kacau dari hari ke hari.
Harnden sendiri telah mengajukan permohonan Visa Imigran Khusus (SIV) untuk warga Afghanistan, namun ia hanya menerima balasan otomatis.
“Jika dia tertinggal, Taliban akan membunuhnya,” tulisnya.
Setiap harinya, R, 29, mempertaruhkan nyawanya untuk pergi ke bandara Kabul sambil bawa aplikasi visa dan berharap bisa mendekati seorang tentara AS sehingga Harnden dapat memberikan jaminan melalui telepon.
R menyaksikan banyak peristiwa dimana orang-orang diinjak hingga mati, dan kakinya terluka di antara orang banyak.