Tanggal 23 September hari Minggu akan menjadi hari yang nggak akan bisa dilupakan oleh The Jak Mania maupun penggemar sepak bola seluruh Indonesia. Wallpaper Persija yang selama ini terpasang di dinding pendukung pun bakal sedih, mengingat salah satu anggotanya mati dikeroyok oleh suporter Persib Bandung, Bobotoh.
Nggak ada lagi yang bisa disalahkan, kecuali keteledoran masing-masing pihak dalam mengontrol dan mengatur pendukungnya. Pun PSSI sebagai pelaksana, punya kekuatan apa selain berusaha maksimal untuk menyelenggarakan pertandingan hingga usai dan lancar.
Yah, semoga arwah korban dari pendukung The Jak Mania, Haringga Sirila, diterima di sisinya. Dan semoga, wallpaper Persija Jakarta nantinya bisa kita banggakan lagi di dunia maya. Semoga.
Terkait keributan tersebut, tampaknya bukanlah hal pertama. Panjang dan masing-masing pihak memiliki versi. Pun jika kita mendalaminya, hanya akan terlibat dalam pusaran dua cerita yang sulit untuk dipastikan kebenarannya.
Namun, sebagai generasi terkini, ada baiknya kita nggak mudah terpancing emosi. Bukankah kita bisa menelusuri semuanya di dunia maya. Lengkap dan hanya butuh kesabaran serta keuletan untuk mendapatkan hasil maksimal.
Tapi yasudahlah, itu adalah cerita yang sudah berlalu. Kini kasus tersebut tengah diselidiki lebih mendalam oleh PSSI. Dan semoga, hasil penyelidikan pun nggak membuat malu wallpaper Persija yang menggantung di dinding kamar.
Tentang Persija, kebanggaan warga Jakarta
Menjadi The Jak Mania adalah kebanggaan warga Jakarta. Sejarah panjang yang melatarbelakangi tim inilah barangkali salah satu penyebabnya. Tim sepakbola yang berlaga di Liga 1 Indonesia ini didirikan pada tahun 28 November 1928, sebulan setelah pendeklarasian Sumpah Pemuda.
Pada masa provinsi DKI Jakarta di bawah pemerintah Gubernur Sutiyoso, klub Persija mendapat perhatian yang besar. Salah satu wujudnya adalah dengan menjadi Pembina Persija.
Nah, saat pemerintahan beliau inilah The Jak Mania terbentuk. Ide awal dimunculkan oleh Diza Rasyid Ali, manajer Persija saat itu. Lalu, Diza pun menyampaikan gagasannya kepada Gubernur Sutiyoso dan langsung mendapatkan lampu hijau.