Setelah itu, penggemar dan pendukung Persija pun bersatu ke dalam The Jak Mania. Hingga kini, wujud dukungan dan cinta dari penggemar terlihat dari kerelaan mereka mendatangi berbagai provinsi demi memberi semangat pada tim kesayangannya.
Kondisi terkini dari buntut kericuhan The Jak Mania vs Bobotoh
Menelisik muasal keributan kedua pendukung tim sepak bola besar dari Indonesia ini adalah satu hal yang sulit. Tulisan dari berbagai media dan situs maupun blog pribadi lebih menyerukan pendapat subyektif daripada pemahaman obyektif. Yang ada, hanyalah gambaranb dalam bentuk wallpaper Persija untuk menyerukan betapa kehilangan satu anggota adalah kehilangan yang dirasakan seluruhnya.
Hasilnya adalah kekeruhan yang terjadi manakala menjelaskan siapa korban siapa atau siapa yang menjadi pelaku pertama. Oleh karena itu, langkah PSSI untuk menindak tegas kedua tim bisa dimaknai secara positif.
Dilansir dari Tribun, Komisi Disiplin PSSI berkesimpulan terkait adanya pelanggaran kode disiplin saat insiden tewasnya pendukung The Jak Mania. Dan atas temuan Komdis PSSI di lapangan, sanksi pun pada akhirnya lebih banyak diberikan kepada Persib dan Bobotoh.
Saat itu, beberapa oknum pendukung Persib terbukti melakukan tindak intimidasi kepada tim ofisial Persija saat pertemuan teknis. Aksi intimidasi tersebut di antaranya adalah melalui sweeping, pemukulan hingga meninggal dunia dan pengeroyokan.
Oleh karena itu, Komdis PSSI pun memberi hukuman berat kepada Perib Bandung. Salah satunya adalah dengan menggelar parta kandang di luar Pulau Jawa dan tanpa penonton. Hukuman ini berlaku hingga akhir musim kompetisi 2018.
Masih banyak hukuman yang lain, tapi semoga itu cukup untuk membuat wallpaper Persija nggak lagi tampak memalukan untuk dipajang. Bagaimanapun, kegagalan satu tim pendukung dalam melindungi anggota adalah kegagalan satu organisasi.