Polemik kebijakan pemerintah yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) masih terus berlanjut. Keputusan ini diambil dengan alasan karena 70% subsidi BBM dinikmati kelompok masyarakat mampu.
Upaya ini dinilai tidak tepat dan salah sasaran. Fahmy Radhi Pengamat Ekonom Energi dari Universitas Gadjah Mada menilai BBM tidak perlu dinaikkan, pemerintah harusnya melakukan perbaikan dengan pengawasan penggunaan BBM.
Sementara Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo mengatakan kebijakan ini menyediakan ruang fiskal yang lebih leluasa untuk belanja yang produktif. Pemerintah juga menyediakan bantuan BLT BBM kepada masyarakat tidak mampu. (Riska Nurul Fatimah)