Di beberapa kota besar di pulau Jawa banyak warung sembako atau warung kelontong yang dimiliki oleh orang Madura . Padahal selama ini justru orang Batak yang lebih dulu terkenal memiliki warung sembako. Konsep warung sembako itu memang sama dengan warung lainnya, sama-sama menjual bahan kebutuhan pokok, namun ada ciri pembedanya.
Misalnya warung sembako yang dimiliki orang Madura biasanya buka 24 jam sementara warung sembako yang bukan milik orang Madura tak sampai 24 jam. Selain itu warung sembako milik orang Madura menjual bensin eceran. Pernah lihat kan kalau ada warung yang di depannya ada jual bensin eceran? Dipastikan pemilik warung itu berasal dari Madura.
Ini mungkin paling mudah dilihat perbedaan warung orang Batak dan Madur. Bila orang Batak meletakan beras menggunakan bak atau wadah kayu berbentuk kotak persegi. Sementara warung Madura meletakan beras pada bagian etalase warung di dalam kotak kaca.
Warung kelontong sudah pasti menjual rokok. Nah biasanya pada warung orang Batak memajang rokok dengan posisi berdiri, layaknya di minimarket. Sementara warung orang Madura menyusun rokok dengan posisi tidur dengan bagian bawah rokok ditampilkan ke depan.
Sementara untuk urusan kelengkapan barang jualan rata-rata warung milik orang Batak dan Madura sama-sama lengkap dan harga yang lebih bersahabat. Tinggal dipilih saja warung yang mungkin sudah jadi langganan atau nyaman saat belanja di warung tersebut.
Jika pemilik warung sembako yang bukan orang Madura banyak memperkerjakan orang lain menjadi pegawai, namun warung sembako Madura biasanya tidak ada pegawai, jadi suami istri bergantian menjaga warung dan melayani pembeli. Biasanya istri bertugas pada pagi hingga sore hari, dan suami berjaga dari malam hari hingga keesokan paginya.