Dede mengaku sudah belasan tahun terakhir menjalani kehidupan anak punk di jalanan. Sejak keluar dari sekolah dasar, Dede memutuskan untuk menjadi anak jalanan, mengikuti kakanya.
Dede gak ingat betul alasannya memilih jalan hidupnya sebagai anak punk. Yang pasti, dia memiliki masalah dengan kehidupannya di rumah. Menurutnya, tak mungkin ada anak yang baik-baik aja di rumah tapi memilih turun ke jalanan dan mencari makanan sendiri.
"Di rumah, makan semua disediain. Kalo nggak ada masalah, tidak akan ke jalan," kata Dede.
Dede menganggap, hidup di jalanan justru memberikan kenyamanan dan kebebasan bagi anak-anak yang memiliki masalah di rumah. Namun sebebas-bebasnya kehidupan anak punk, kelompoknya mengklaim tak pernah berbuat kriminal.
Dede pun mengetahui kabar tentang penertiban anak punk yang direncanakan sejumlah pihak di Tasikmalaya. Tapi menurutnya, cara itu percuma. Soalnya, dia merasa tak bersalah, sehingga tak perlu ditertibkan.
"Kita kan tidak mencuri, tidak menodong, untuk apa ditertibkan? Kita juga gak pakai narkoba, hanya minum tuak paling," katanya.
Apa yang diungkapkan Dede ini sejalan dengan ungkapan banyak anak punk lainnya. Mereka bukanlah pelaku tindakan kriminal meski selalu dipandang sebelah mata oleh orang-orang.
Kehidupan anak punk pun emang bebas di jalanan. Mereka masih sering mendapat stigma negatif dari masyarakat, padahal jauh dari tindakan kriminal. Rata-rata dari anak punk juga sepakat tak berniat segera kembali ke kehidupan normal. Kehidupan anak punk memang di jalanan. Yang pasti mereka gak pernah berbuat kriminal.