Kehidupan Anak Punk yang Sebaiknya Tidak Dipandang Sebelah Mata, Gak Selalu Negatif Kok

Kehidupan Anak Punk yang Sebaiknya Tidak Dipandang Sebelah Mata, Gak Selalu Negatif Kok

Kehidupan anak punk emang identik dengan kehidupan jalanan. Anak punk kerap dipandang sebelah mata oleh banyak kalangan di berbagai daerah di Indonesia. Mereka dinilai sebagai anak jalanan yang berpotensi menimbulkan masalah.

Salah satu contohnya kehidupan anak punk di Tasikmalaya, Jawa Barat. Anak punk bisa ditemukan di mana-mana, mulai dari pusat keramaian, wilayah pertokoan, dan jalanan. 

Biasanya anak punk akan ngamen dari satu tempat ke tempat lainnya. Mereka menjual suara dan irama dari gitarnya di sekitar lampu merah.

Kehidupan anak punk emang kerap mendapat stigma negatif (kompasiana.com)

Jika dilihat dari tampilan luarnya, gaya anak punk emang gak seperti orang "normal" lainnya. Mereka selalu terlihat kumal. Kaosnya seperti tidak dicuci berbulan-bulan. Celan jeansnya sobek, ada yang pake sandal jepit atau kadang juga pake sepatu.

Dede, seorang anak punk yang tinggal di Tasikmalaya, mengaku udah kenyang dengan anggapan masyarakat tentang anak punk. Menurutnya, anak punk selalu mendapat stigma negatif dari banyak orang.

Dede juga mengatakan anak punk kerap diidentikkan dengan tindak kriminal. Tapi anak punk berusia 22 tahun itu merasa tak peduli dengan anggapan itu. Menurutnya, selama keberadaannya tak merugikan orang lain, masyarakat bebas mengatakan apa pun tentang kehidupan anak punk.

Dede tak setuju dengan anggapan bahwa anak punk selalu dekat dengan kriminalitas. Menurut Dede, kehidupan anak punk di jalanan tuh gak cuma mencari makan dengan cara ngamen.

"Memang tampang kelihatan kriminal. Tapi jangan pandang sebelah mata. Mana ada punk nodong? Kita sopan kalo ngamen," ungkap Dede.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"