Semua punggawa dan prajurit dengan tertib melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri. Rupanya, apa yang dilakukan oleh Pangeran Sambernyawa tersebut kemudian banyak ditiru oleh organisasi-organisasi Islam.
Meskipun sudah ada sejak era Mangkunegara, tapi Dr. Umar Khayam mengatakan tidak ada sejarah yang pasti mengenai kapan tradisi sungkeman Lebaran ini bermula sampai akhirnya menjadi tradisi yang identik dengan Hari Raya Idul Fitri.
Namun menurutnya yang diketahui secara pasti adalah tradisi sungkeman Lebaran ini merupakan bentuk akulturasi budaya antara Jawa dengan Islam yang pada zaman dulu telah banyak dilakukan para pemuka agama.