Cerita tentang orang yang terombang-ambing di lautan selema beberapa hari mungkin bukan hal baru. Beberapa waktu lalu, ada pula kisah dua orang nelayan yang terombang ambing di lautan selama 3 hari 3 malam ketika kapal mereka diterpa badai.
Puluhan tahun lalu, tepatnya di tahun 1965. Enam orang remaja bahkan mengalami terombang ambing di lautan tanpa makan dan minum.
Tak hanya itu, mereka lalu terdampar di pulau tak berpenghuni dan berhasil bertahan hidup selama 15 bulan. Sampai seorang penjelajah asal Australia menemukan mereka.
# Cerita Sione Filipe Totau, Salah Satu Lelaki yang Terdampar di Pulau Ata
Pada vice.com, salah satu pria yang terdampar bernama Sione Filipe Totau kemudian menceritakan pengalamannya bisa sampai terdampar di Pulau Ata.
Sione lahir di sebuah pulau kecil di Tonga. Ia kemudian melihat betapa besarnya Fiji, Selandia Baru, dan Australia ketika belajar Geografi dan Sejarah.
Dari situlah ia berpikir bagaimana caranya keluar dari tempatnya tinggal dan melihat dunia luar.
Sampai suatu hari, salah seorang temannya mengajak Sione ke Fiji dengan cara mencuri kapal di pelabuhan. Tanpa ragu, Sione pun meng-iyakan ajakan tersebut.
Sepulang sekolah, mereka berenam kemudian melihat-lihat ke pantai dan melepaskan salah satu ikatan kapal ketika pemiliknya pergi.
Usia mereka berenam berkisar 15-19 tahun saat itu. Salah satu di antara mereka memang anak seorang pemilik kapal. Sehingga sudah tahu cara berlayar. Tapi sayang, keterampilan itu gak bisa mengatasi badai laut yang luar biasa yang kemudian menghantam kapal mereka.
# Badai Menghantam Kapal, Layar Perahu Seketika Hancur
Setelah berhasil mencuri kapal, mereka meninggalkan Nuku’alofa ketika malam mulai larut. Angin kemudian bertiup kencang. Ombak pun makin tinggi.
Mereka tak terpikirkan untuk menurunkan layar saat badai menghantam kapal. Walhasil, layar perahu pun hancur seketika diterpa angin dan ombak.
Keesokan harinya, kapal mereka terombang ambing tanpa layar di tengah lautan. Karena tak bawa perbekalan apa pun, mereka akhirnya bertahan hidup selama beberapa hari di lautan hanya dengan minum air hujan.
Mereka mengumpulkan air hujan dengan kaleng yang mereka punya di kapal. Teman-teman Sione mulai menangis dan bingung harus bagaimana. Dalam keadaan lapar, mereka mencoba tetap optimis. Walaupun sejujurnya tentu saja ketakutan menyelimuti mereka.
Setelah delapan hari di lautan, akhirnya mereka sampai di Pulau Ata. Hal pertama yang mereka lakukan setelah sampai di pulau adalah tidur selama berjam-jam. Setelah bangun, mereka mendaki ke atas tebing dan mencoba mencari makanan.