Ketika dunia sedang dibayangi kengerian pandemi Covid-19, produsen masker di Cina melayani pesanan dari seluruh dunia. Mereka berlomba-lomba meningkatkan kapasitas produksinya hingga berkali-kali lipat.
Pada satu titik tahun lalu, kapasitas masker Tiongkok cukup untuk menutupi 10 kali permintaan dunia. Hal itu diungkapkan Bai Yu, presiden Cabang Peralatan Medis dari Asosiasi Bahan Farmasi Medis Tiongkok, dilansir dari Global Times beberapa waktu lalu.
Namun hanya dalam beberapa bulan saja, pasar menjadi sangat jenuh dan harga anjlok. Hal ini diawali dengan beredarnya masker medis lokal di tiap-tiap negara termasuk Indonesia. Pabrik-pabrik di Cina mulai mengurangi kapasitas produksinya bahkan tutup.
Kalangan industri masker di Cina menyebutkan sekitar 90 persen pabrik masker tutup pada paruh kedua 2020 atau sekitar bulan Juli. Pabrik-pabrik itu tidak sanggup bertahan karena keuntungan turun tajam tidak bisa menutupi biaya produksi.
Di awal tahun 2020, pasar sedikit membaik pada musim dingin. Beberapa wilayah di Cina juga menghadapi wabah Covid-19. Permintaan juga datang dari negara-negara seperti Inggris ketika gelombang baru pandemi mulai terjadi.
Namun, mayoritas produsen masker di Cina bergulat dengan kelebihan kapasitas, dan banyak yang berada di ambang kebangkrutan.
Pemilik pabrik masker di Provinsi Anhui, China Timur, bermarga Yang, mengatakan pada hari Rabu (20/1) bahwa harga pabrik masker bedah sekarang 0,1 yuan (Rp 217), yang tidak lagi mencakup biaya produksi. Pabrik tersebut dapat memproduksi ratusan juta masker, tetapi telah memangkas kapasitas hingga setengahnya dan diperkirakan akan ada lebih banyak pengurangan dalam beberapa bulan mendatang.
"Harga masker berfluktuasi setiap hari dan minggu, dan mungkin akan naik menjelang Festival Musim Semi, tetapi harganya sudah berada di titik terendah," kata Yang.
Seorang manajer pabrik masker di Provinsi Jiangsu, China Timur mengatakan bahwa mereka menjual "jutaan" stok masker sebelum pabrik ditutup menjelang Festival Musim Semi.
"Pasar sudah jenuh, sehingga sangat sulit bagi produsen kecil seperti kami untuk mendapat untung," kata manajer tersebut. Perusahaannya menjual masker KN95 di bawah biaya produksi.
"Kami berharap bisa menyelesaikan ini dalam beberapa minggu," kata manajer pada Kamis (21/1/2021).
Data yang dirilis oleh General Administration of Customs, Cina, menunjukkan bahwa dari Maret hingga akhir Desember 2020, bea cukai China memeriksa ekspor bahan APD senilai 438,5 miliar yuan, termasuk 224,2 miliar masker wajah, setara dengan hampir 40 masker wajah untuk setiap orang di dunia di luar China.