Dulu Sehari Dapat Rp 100 Juta, Kehidupan Ponari Si Dukun Cilik Beda Banget, Kerja Jadi Buruh Pabrik

Dulu Sehari Dapat Rp 100 Juta, Kehidupan Ponari Si Dukun Cilik Beda Banget, Kerja Jadi Buruh Pabrik

Masih ingat Ponari  si dukun cilik? Nama Ponari pernah terkenal se-Indonesia karena memiliki sebuah batu petir yang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Ratusan orang rela mengantri untuk bisa bertemu Ponari, sembari mencelupkan batu ajaib yang ke dalam wadah air yang pasien bawa. 12 Tahun berlalu, kini kehidupan Ponari sudah berubah.

Melansir dari channel YouTube Ric snt, Ponari mengaku sampai sekarang masih ada saja orang yang memanggilnya dukun cilik dan anak petir. “Sudah terbiasa dipanggil dengan nama itu, tapi sebenarnya kalau usia sekarang masih dipanggil begitu agak aneh, karena saya sudah besar,” ujar Ponari.

Memang Ponari sudah tumbuh besar. Saat ini usianya menginjak 23 tahun. Meski sudah menjadi kepala keluarga. Ponari masih saja ingat saat ia menyembuhkan banyak orang dari Indonesa bahkan dari luar Indonesia yang percaya dengan kekuatan batu petir itu. Sekilas inflo saja, batu petir itu didapatkan Ponari saat hujan deras bersamaan dengan datangnya petir. Batu itu diduga batu yang jatuh dari langit.

Kehidupan Ponari Si Dukun Cilik Beda Banget, Kerja Jadi Buruh Pabrik (YouTube Ric snt)

Batu petir itu masih disimpan sampai sekarang. “Batu petir pernah ditawar Rp 1 miliar tapi memang nggak dijual,” cerita Ponari. Ponari mengaku selama dua tahun jadi dukun cilik ia mendapatkan banyak uang dari pasien, padahal ia tidak pernah mematok harga. “Pernah dapat Rp 100 juta sehari, pernah dikasih mobil juga, mau dikasih rumah,” kenangnya.

Ponari menyadari bisnis pengobatan tersebut mulai menurun di tahun 2011. Makin lama semakin sedikit pasien yang datang ke rumahnya Akhirnya ia pun memutuskan untuk menutup praktik pengobatan. Ponari kemudian fokus sekolah dan setelah lulus SMA, Ponari tidak melanjutkan kuliah melainkan langsung bekerja.

Ia pernah bekerja sebagai buruh pabrik. Saat kerja di pabrik makanan kecil, Ponari mendapatkan jodoh. Ia berkenalan dengan sosok wanita bernama Zuroh yang akhirnya ia nikahi. “Saya sempat kerja jadi buruh pabrik,” ujar Ponari. Ia pun kini masih kerja mencari tambahan meski dibayar cukup murah. “Pernah dibayar cuma Rp 300 ribu,” tambahnya.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"