Dongeng Kancil dan Buaya, Contoh untuk Tidak Menyerah Menghadapi Masalah

Dongeng Kancil dan Buaya, Contoh untuk Tidak Menyerah Menghadapi Masalah

Seekor Kancil sedang berjalan-jalan di hutan. Si Kancil berjalan menuju tepi hutan. Saat itu matahari pagi bersinar dengan lembut. Kancil menikmati hangatnya matahari pagi di tepi sungai. Tidak terasa, setelah lama berjalan dia merasa lapar.

Si Kancil mengamati lingkungan sekitarnya.

Kancil berjalan-jalan hingga tepi sungai (pinterest.com)

"Duh, kok gak ada yang bisa diamakan sih? Lapar nih!" gumam Kancil. Dia mengedarkan pandangan ke sungai dan berhenti menatap seberang sungai. Ada yang sangat menarik perhatiannya.

"Wah, ada kebun timun! Makanan kesukaanku," batin Kancil dengan gembira.

Tapi melihat sungai yang cukup dalam dia tidak mungkin bisa menyeberang sendiri. Pasti bakal tenggelam sebelum sampai ke seberang. Si Kancil lalu berfikir bagaimana caranya sampai ke seberang sungai.

Dalam dongeng Kancil dan Buaya, tiba-tiba Kancil mendapatkan ide. Kancil berteriak memanggil para Buaya.

"Pengumuman-pengumuman! Kepada semua Buaya di sungai ini. Ada kabar penting dari Raja Hutan," teriak kancil.

Tak lama kemudian, dalam dongeng Kancil dan Buaya ini, para Buaya keluar dan mendekati Kancil.

Buaya keluar mendengar Kancil (thedailystar.net)

"Hei, ada apa kau teriak-teriak Cil?" kata ketua Buaya yang badannya sangat besar.

Lama-lama ada banyak buaya yang berkumpul.

"Begini para Buaya yang kuat. Aku diminta oleh Raja Hutan menyampaikan undangan untuk kalian semua. Raja akan mengadakan pesta besar. Beliau mengundang kalian semua," jelas Kancil kepada para Buaya.

Di dalam hati sebenarnya kancil juga merasa takut. Bagaimana kalau para Buaya tidak percaya dan melahapnya? Tapi demi mendapatkan timun segar yang lezat, kancil nekat memberanikan diri.

"Benar Cil, kau tak bohong? Awas ya kalau bohong aku akan memakanmu!" kata salah satu Buaya.

"Iya benar. Tapi aku harus tahu berapa jumlah kalian. Agar makanan yang disediakan tidak kurang," kata Kancil.

"Kapan pestanya akan diadakan Cil?" tanya ketua Buaya.

"Tiga hari lagi di tempat Raja Hutan," jawab Kancil.

"Baiklah, coba kau hitung! Jangan sampai salah," teriak ketua Buaya.

Kancil lalu menyuruh para Buaya berjejer dari tepi sungai hingga ke tepi satunya. Dia melompat sambil menghitung jumlah Buaya.

"Satu, dua, tiga...." teriak kancil sambil melompat dan menghitung.

Akhirnya kancil sampai di tepi sungai.

"Jadi ada berapa jumlah kami Cil?" tanya Ketua Buaya.

"Ada 10 ekor semuanya. Hem.. tapi maaf ya, aku lupa ternyata pestanya sudah diadakan 3 hari lalu," kata Kancil sambil berlari pergi.

"Wah! Kau menipu kamu ya Cil? Awas kalau kembali lagi. Kumakan kau!" teriak Buaya dengan geram.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"