Disuntik 10 Dosis dalam Sehari, Gimana Nasib Pria yang Jadi Joki Vaksin Covid-19 Ini?

Disuntik 10 Dosis dalam Sehari, Gimana Nasib Pria yang Jadi Joki Vaksin Covid-19 Ini?

Tak bisa lagi dipungkiri jika pandemi Covid-19 masih mengundang tanda tanya berbagai pihak. Hingga kini, masih banyak orang yang meragukan penyakit ini. Tak ayal, hal itupun menjadikan beberapa orang enggan divaksin lantaran menduga bahwa wabah virus corona dan kegiatan vaksinasi hanyalah sebuah bisnis belaka.

Hal inilah yang terjadi pada sebagian warga Selandia Baru yang juga tidak bersedia divaksin. Bahkan, mereka nekat menggunakan joki demi mendapatkan sertifikat yang merupakan syarat perjalanan di negara Oseania tersebut. Bahkan sebagai syarat perjalanan ke luar negeri dari seluruh dunia.

Dilansir dari Oddity Central, Jumat (17/12/2021) seorang pria diketahui melakukan hal tersebut demi mendapatkan uang. Tak main-main, ia bersedia disuntik vaksin Covid-19 sebanyak 10 kali dalam sehari hingga membuat pemerintah setempat menyelidiki kasus tersebut.

Dikabarkan, sebagian warga Selandia Baru masih tidak mempercayai Covid-19 hingga membuat mereka menggunakan jasa joki agar mendapat sertifikat vaksin. Hal ini dilakukan lantaran mereka tidak bersedia disuntik dan disebut-sebut rela membayar mahal joki yang bersangkutan.

Peristiwa yang diketahui terjadi di Kota Auckland tersebut pertama kali dibeberkan oleh salah satu media lokal setempat. Dalam liputan khusus tersebut, seorang pria yang dirahasiakan identitasnya mengaku bekerja sebagai joki dan disuntik 10 dosis dalam sehari.

Jadi Joki Vaksin Covid-19, Pria Ini Disuntik 10 Dosis dalam Sehari (Pikiran Rakyat)

Disebutkan pula, joki yang bersangkutan mengunjungi sejumlah pusat vaksinasi berbeda di Kota Auckland. Ia menggunakan identitas warga yang membayarnya dan merelakan dirinya disuntik sebanyak 10 kali dalam sehari.

Selain itu, hal mengejutkan pun terungkap. Pria yang bersangkutan dikabarkan dengan mulus melakukan profesinya itu lantaran syarat vaksinasi di Selandia Baru ternyata hanya menunjukkan satu atau dua identitas. 

Hal inilah yang membuat joki tersebut tidak dicurigai oleh petugas vaksinasi. Lebih mengagetkannya lagi, meski dirinya divaksin sebanyak 10 kali dalam sehari, pemilik sertifikat vaksin tersebut dikabarkan bisa dialihkan menjadi nama orang yang membayarnya.

Usai peristiwa itu viral hingga ramai diperbincangkan, kepolisian setempat dikabarkan tengah menyelidiki kasus mengagetkan tersebut. Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Selandia Baru mengakui bahwa kegiatan vaksinasi tidak memerlukan identitas lengkap terutama bagi kaum tunawisma, orang tua, hingga difabel.

Mereka mengungkapkan, pemerintah setempat tidak ingin memberi hambatan dengan memberi persyaratan rumit untuk peserta vaksinasi. Hal inilah yang diduga dimanfaatkan oleh kaum pengangguran hingga membuat beberapa orang yang telah mendapat sertifikat vaksin kebanyakan menggunakan joki.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"