Arsitek senior sekaligus Ketua IAI Ahmad Djuhara melayangkan kritiknya kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Kritik tersebut tertuju kepada upaya mewarnai separator jalan dalam menyambut Asian Games 2018.
Menurutnya, tak semestinya infrastruktur kota diberi pewarnaan demikian. Apalagi pewarnaan tersebut seperti pelangi. Sebaliknya, infrastruktur kota seharusnya dibiarkan alami, memiliki warna mengikuti warna bahannya.
Dilansir dari Kompas.com, Ahmad Djuhara mengatakan, "Dalam hal Kota Jakarta, akan sangat belang belonteng atau amburadul dan kumuh ya. Itu kata yang sangat kasar ya. Terasa tidak dipikirkan dengan benar, tidak direncanakan dengan benar pewarnaan-pewarnaan seperti itu."
Jika pemprov DKI ingin mengubah wajah kota dengan memasukkan unsur pewarnaan yang cerah, ada baiknya melibatkan para ahli. Hal ini ditujukan agar menghindari kesalahan desain yang justru akan memperburuk wajah kota itu sendiri.
Mengecat sebuah kota bukanlah pekerjaan mudah layaknya mengecat kampung. Menurut Djuhara, butuh perencanaan matang agar nantinya tidak ada warga yang menolak lantaran hasilnya malah norak atau kumuh.
Djuhara menegaskan bahwa sebuah desain perlu dilihat dulu rencananya Kemudian dipresentasikan terlebih dahulu, dan bukan langsung dieksekusi begitu saja.
Separator warna-warni ini terlihat di beberapa ruas jalan seperti daerah Pasar Rebo, Cibubur, Taman Mini Indonesia Indah, serta ruas Thamrin-Sudirman.
Tetapi belakangan ini, warna-warni separator tadi sudah dikembalikan ke warna semula, yakni hitam dan putih. Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, pengembalian warna tersebut dilakukan atas dasar pertimbangan keamanan.