Pokoknya, kedua makanan cepat saji terakhir di Islandia itu gak pernah dia sentuh selama tiga tahun semenjak dibeli.
Gokilnya, tiga tahun kemudian Hjortur menemukan bahwa burger McD terakhir itu gak berubah sama sekali. Warna dan tampilannya gak banyak berubah, sama kayak pas dia beli tiga tahun sebelumnya.
Hjortur bahkan sempat meminjamkan makanan cepat saji bersejarah itu kepada Museum Nasional Islandia selama beberapa tahun. Burger McD dan french fries itu bahkan juga sempat berpindah tempat ke Hostel bus Reykjavik untuk dipamerkan juga.
Akhirnya, kedua makanan itu ditempatkan di Snorta House, sebuah bangunan asrama yang terletak di Thykkvibaer, Islandia Selatan.
Di Snorta House, burger Mcd terakhir dan french fries itu diletakkan di dalam wadah kaca. Makanan itu dijadikan pajangan seperti halnya karya seni. Tapi emang gokil sih, dua makanan cepat saji tadi tetap bertahan dan tetap menarik perhatian meski udah berusia beberapa tahun.
Banyak orang datang ke Snorta House untuk melihat burger McD terakhir dan french fries McDonald's terakhir itu. Menurut Sigurdur Gylfason, si pemilik asrama, terhitung sebanyak 400 ribu orang datang ke sana untuk melihat dua makanan cepat saji McDonald's itu.
Setelah usia 10 tahun pada 31 Oktober 2019 lalu, burger McD terakhir dan french fries itu tetap gak membusuk sama sekali. Tapi, tekstur roti burger McD itu udah berubah jadi keras.
Terkait hal ini, pihak McDonald's pun ikut menanggapi kondisi makanan tersebut. Menurut pihak McDonald's, dua makanan cepat saji itu gak membusuk kalo gak disimpan dalam keadaan yang lembab.
"Agar dekomposisi terjadi, itu memerlukan kondisi tertentu khususnya kelembaban. Tanpa kelembaban yang cukup, baik dalam makanan itu sendiri atau lingkungan, maka bakteri dan jamur tidak akan tumbuh," ujar pihak McDonald's.
Kalo kalian jalan-jalan ke Islandia, kalian juga bisa lihat dua makanan cepat saji McDonald's itu kok. Pokoknya, gak membusuk deh meski udah berusia 10 tahun ini. Gak tau deh kalo 10 tahun lagi.