Tak pernah merasakan duka
Selama bekerja, Fitria mengaku tak pernah mengalami duka apa pun. Pasalnya, ia hanya bekerja sekali dalam tiga bulan. Ia dibantu Mahfud, sang suami, yang bertugas membersihkan bagian dalam dan luar rumah. Sementara untuk tanaman dilakukan oleh pekerja dari Pakistan, yang juga merangkap sebagai satpam vila.
Fitria merasa betah bekerja disana karena gaji yang selalu tepat waktu juga bonusan yang tak pernah dikurangi. Ia hanya merasa sedikit repot ketika keluarga sang Amir berkunjung atau mengadakan acara di vila tersebut. Biasanya, ia akan bekerja 10 hari sampai kegiatan keluarga selesai.
Rumah yang sangat luas
Meski terbilang gaji yang besar, rumah yang harus dibersihkan Fitria pun sangat luas. Bangunan dengan warna dominasi krem tersebut memiliki tampilan yang terlihat tua. Namun, di bagian dalam masih sangat terawat, lengkap dengan segala furniturenya.
Di bagian lapangan, terdapat beberapa pohon yang tumbuh subur seperti pohon tin, apel, alpukat, hingga pohon manga. Sayangnya, sang majikan lebih memilih tinggal di hotel jika sedang berlibur di kota Ta’if.
Keberuntungan memang sedang memihak Fitria Defana. Selain pekerjaan yang ringan, ia juga mendapat gaji yang jauh dari perkiraan. Selain Fitria, banyak juga kisah TKW yang tak merasakan duka, melainkan kebahagiaan saat bekerja di negeri orang. Semoga, semakin berkurang para TKW yang merasakan duka dan mengalami kekerasan saat bekerja, ya.