Hari Jumat (28/9/2018) sore lalu, Kabupaten Donggala yang terletak di Sulawesi Tengah dilanda bencana alam berupa gempa. Gempa itu berkekuatan 7,7 SR. Musibah yang kini disebut gempa Donggala ini menimbulkan banyak kerusakan dan korban jiwa.
Tercatat, update Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kemarin, korban jiwa dalam bencana alam tersebut mencapai 832 orang. Selain itu, ratusan orang lain mengalami luka-luka.
Kesedihan pun ditambah akibat korban material yang ditimbulkan dari musibah tersebut. Akibat guncangan tanah yang begitu keras, banyak bangunan pun roboh. Hal ini menjadikan Donggala sempat diliputi kegelapan akibat listrik yang nggak menyala.
Perhatian masyarakat dunia dan netizen otomatis terarah kepada proses evakuasi dan pendataan korban serta kerusakan bangunan. Berbagai negara pun ikut menawarkan bantuan.
Hingga kini, Amerika Serikat dan Korea Selatan sudah menawarkan bantuan secara terbuka kepada Pemerintah Indonesia untuk proses evakuasi dan rekonstruksi. Selain itu, Uni Eropa pun menyatakan keprihatiannya dengan mengucurkan dana bantuan senilai 1,5 juta euro.
Biar lebih tau tentang bencana alam gempa Donggala dan sekitarnya, simak fakta-fakta terkait di bawah ini.
Aliran lumpur pasca-gempa
Beberapa hari yang lalu, sebuah video di media sosial masyarakat Indonesia viral. Di video tersebut, kita bisa melihat aliran lumpur yang menyembur dari bawah rumah warga yang dilewati gempa.
Detik-detik saat rumah-rumah bergerak dan roboh disebabkan proses likuifaksi dan amblesan akibat gempa 7,4 SR di Kota Palu. Permukaan tanah bergerak dan ambles sehingga semua bangunan hancur. Proses geologi yang sangat mengerikan. Diperkirakan korban terjebak di daerah ini. pic.twitter.com/Vf5McUaaSG
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) September 30, 2018
Menurut pejabat BNPB Sutopo Purwo, hal itu adalah fenomena alam yang disebut dengan likuifaksi. Menurutnya, fenomena itu bisa memicu longsoran.
Bahan makanan jadi rebutan
Dilansir dari Kompas.com, beberapa minimarket dan SPBU menjadi tempat yang diramaikan oleh korban terdampak bencana alam. Setelah gempa terjadi, warga pun berduyu-duyun memadati pusat perbelanjaan.
Hal ini diakibatkan belum adanya dapur umum dan bahan makanan susah didapatkan.
Putusnya jaringan komunikasi
Kesulitan korban bertambah kala jaringan komunikasi putus akibat gempa. Tercatat, sejak hari Jumat hingga Sabtu, 500 BTS komunikasi tak bisa berfungsi.