Belasan Ribu Ilmuwan Sepakat Keadaan Darurat Iklim Dunia

Belasan Ribu Ilmuwan Sepakat Keadaan Darurat Iklim Dunia

Lebih dari 11.000 ilmuwan dari 153 negara menyalakan lonceng peringatan tentang perubahan iklim. Dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal BioScience, mereka telah menandatangani deklarasi yang menyatakan "dengan jelas dan tegas bahwa planet Bumi menghadapi keadaan darurat iklim." 

Menurut para ilmuwan, krisis iklim melaju lebih cepat dari yang diperkirakan dan "lebih parah dari yang diperkirakan, mengancam ekosistem alam dan nasib umat manusia."

Belasan ribu ilmuwan sepakat keadaan darurat iklim (engadget.com)

Makalah ini merupakan upaya untuk "mengatakan apa adanya" dan memberikan indikator yang mudah dipahami untuk mengukur pengaruh manusia terhadap perubahan iklim. 

Di dalamnya menguraikan enam bidang kebijakan yang harus diatasi untuk mengekang pemanasan global.

Makalah, "Peringatan Ilmuwan Dunia tentang Darurat Iklim," dirilis satu hari setelah administrasi Trump memulai proses resmi penarikan AS dari Perjanjian Paris. 

Perjanjian ini adalah sebuah pakta yang ditandatangani oleh 188 negara untuk memerangi perubahan iklim. Studi yang dilakukan para ilmuwan tentu sangat kontras dengan keputusan yang dilakukan pemerintah negara adi daya tersebut.

Beberapa kota di Eropa telah mengumumkan darurat iklim. Begitu juga dengan Dewan Kota New York dan San Fransisko meskipun pemerintah federal Amerika Serikat seperti tidak menganggap serius masalah lingkungan.

Sedangkan perjanjian ini adalah kali pertama sekelompok besar ilmuwan dari seluruh dunia menyatakan perubahan iklim sebagai keadaan darurat.

Belasan ribu ilmuwan sepakat keadaan darurat iklim (engadget.com)

Para ilmuwan mengatakan kita perlu bertindak lebih cepat. "Terlepas dari 40 tahun negosiasi iklim global, dengan sedikit pengecualian, kita umumnya menjalankan bisnis seperti biasa dan sebagian besar gagal mengatasi kesulitan ini," tulis makalah tersebut.

Studi ini mendorong orang untuk melihat indikator di luar suhu permukaan secara global. Antara lain ekonomi, tingkat pertumbuhan populasi, produksi daging dan hilangnya sejumlah hutan dunia. Fungsinya untuk "menangkap luasnya aktivitas manusia" yang berkontribusi terhadap pemanasan. 

"Krisis iklim terkait erat dengan konsumsi berlebihan gaya hidup orang kaya," katanya. "Negara-negara paling makmur terutama bertanggung jawab atas emisi GRK historis dan umumnya memiliki emisi per kapita terbesar."



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"