Dengan jumlah penduduk yang mayoritas beragama Islam, Indonesia punya banyak banget masjid yang tersebar di seluruh kota. Mulai dari yang mewah sampai yang unik, nggak lupa masjid dengan cerita yang melegenda, misalnya Masjid Agung Demak di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Masjid Demak dibangun oleh Wali Songo. Masjid ini bahkan termasuk masjid tertua di Indonesia dan merupakan tempat berkumpulnya para ulama atau wali yang menyebarkan agama Islam di Jawa, yang disebut Wali Songo.
Fakta menarik
Masjid yang dibangun pada abad ke-15 ini masih kokoh lho sampai saat ini. Sejak awal, masjid ini jadi pusat penyebaran agama Islam dan menurut cerita yang beredar, pembangunan masjid ini hanya berlangsung sehari saja lho! Wow banget, ya?
Di dalam bangunan, ada empat tiang utama, yang disebut saka, buatan para wali, yaitu Sunan Bonang, Sunan Gunung Jati, Sunan Ampel, dan Sunan Kalijaga. Nah, dari empat tiang, ada salah satu tiang yang merupakan gabungan dari serpihan kayu yang dibuat oleh Sunan Kalijaga.
Empat tiang tersebut juga berfungsi untuk menopang bagian atap.
Keunikan lain bisa dilihat dari atap berundak tiga, berbentuk segitiga sama kaki seperti pura umat Hindu. Rupanya, hal ini memang sengaja dirancang oleh Raden Patah sebagai bentuk akulturasi budaya.
Makam di area masjid
Tahu nggak sih ternyata di area masjid ini ada beberapa makam raja dari Kesultanan Demak. Di antaranya, ada makam raja pertama di Kesultanan Demak, yaitu Sultan Fattah, juga makam para abdi kerajaan. Selain itu, juga ada Museum Masjid Agung Demak kalau kamu pengin tahu lebih lanjut soal sejarah masjid ini. Karena keunikannya, masjid ini pernah dicalonkan buat jadi Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1995 lho.
Bangunan
Kalau diperhatikan, masjid ini punya bangunan induk dan serambi terbuka. Bagian atap limas masjid terdiri dari tiga bagian yang melambangkan iman, Islam, dan ihsan. Masjid ini juga punya pintu bledeg atau pintu petir yang dibuat dari kayu jati dengan ukiran dua kepala naga. Pintu petir ini dibuat pada 1446 Masehi oleh Ki Ageng Selo, orang sakti yang mampu menangkap petir.