Sebentar lagi umat Islam di Indonesia akan memasuki bulan Ramadan. Sejumlah tradisi ziarah makam sebelum puasa ternyata dilakukan oleh banyak masyarakat di beberapa daerah di Indonesia. Tradisi ini merupakan kegiatan yang wajib dilakukan.
Pemakaman biasanya mulai didatangi mulai H-7 atau seminggu sebelum Ramadan. Meskipun ada juga orang yang berziarah di makam pada awal-awal puasa. Saat berada di makam orang yang berziarah berdoa untuk arwah keluarga atau kerabat yang sudah meninggal. Berikut beberapa tradisi ziarah makam sebelum puasa yang sudah turun-temurun setiap mau Ramadan.
Ruwahan
Ruwahan adalah tradisi jelang puasa yang biasa dilakukan orang Jawa di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Ruwahan berasal dari kata ruwah yang artinya bulan ke delapan dalam penggalan Jawa. Ruwah bertepatan dengan Sya’ban dalam kalender Islam atau beberapa hari sebelum Ramadan.
Ruwah juga berasal dari bahasa Arab yang artinya ruh atau arwah. Ruwahan dipercaya oleh masyarakat Jawa Tengah dan sekitarnya sebagai pengingat akan datangnya kematian makanya mereka berziarah ke makam kerabat yang sudah meninggal.
Nyadran
Nyadran sama dengan ruwahan yakni tradisi ziarah ke makam sebelum puasa. Apabila ruwahan biasanya berziarah ke makam keluarga atau orang dekat saja, nyadran justru orang-orang datang ke makam sosok penting seperti sosok yang menyebarkan agama Islam pada zaman dulu. Ziarah ini sebagai bentuk balas budi kepada orang tersebut.
Bedanya nyadran dan ruwahan, kalau ruwahan biasanya dilakukan sendiri atau hanya keluarga saja datang ke makam sementara nyadran dilakukan oleh warga desa. Setibanya di makam, mereka bersama-sama membersihkan makam dan berdoa, kemudian makan bersama dengan warga desa lain.