“Namun pria dan wanita pernah tinggal di sini. Terjepit di antara Mediterania dan Teluk Persia adalah wilayah yang oleh sejarawan Yunani Polybius disebut Mesopotamia, negara di antara dua sungai. Itu diairi oleh Efrat dan Tigris,” lanjut sang narator.
Dokumenter itu mengungkap pula bagaimana keadaan berubah setelah para arkeolog Prancis dan Inggris mengungkapkan masa lalu yang terkubur di "tempat lahir peradaban".
Penemuan peradaban Siro-Mesopotamia 150 tahun lalu membuat banyak orang menyadari bahwa itu adalah peradaban yang sangat beragam dan berkembang.
“Ia telah mengetahui banyak cara hidup yang berbeda, telah melalui banyak eksperimen sosial, di dunia yang tidak kita sadari. Kami percaya semuanya dimulai dengan peradaban Yunani, tapi kami melihat ada hal lain sebelumnya yang mempengaruhi perkembangan peradaban klasik,” kata arkeolog Prancis Jean-Claude Margueron.
"Sejarah peradaban Siro-Mesopotamia cocok dengan wilayah geografis Siro-Mesopotamia, wilayah yang dialiri oleh Tigris dan Eufrat," lanjutnya.
Pakar ini selanjutnya menjelaskan bagaimana air menjadi kunci peradaban kuno Mesopotamia.
Air tidak hanya penting untuk kelangsungan hidup, pertanian dan manusia, tetapi juga penting untuk transportasi.
"Itu adalah area saluran air menjadi jalur pelayaran, dan di negara seperti Mesopotamia yang memiliki pertanian, tetapi kekurangan kayu, batu, dan bijih logam yang membutuhkan perunggu atau tembaga, sungai menjadi jalur pelayaran yang disukai menjadi jalur pelayaran yang disukai antara dua lingkungan ekonomi yang saling melengkapi," tutupnya.