Stoikisme adalah filsafat Yunani Kuno dan Romawi kuno yang dirancang untuk membuat kita lebih tangguh, lebih bahagia, lebih berbudi luhur dan lebih bijaksana. Sebagai hasilnya, kita menjadi orang yang lebih baik, orang tua yang lebih baik, dan karier yang lebih baik.
Stoikisme juga menjadi alat untuk mengejar penguasaan diri, ketekunan, dan kebijaksanaan: sesuatu yang digunakan seseorang untuk menjalani kehidupan yang hebat, bukan bidang penyelidikan akademis yang esoteris.
Awal Mula Stoikisme
Sekitar tahun 304 SM (Sebelum Masehi), seorang saudagar bernama Zeno terdampar dalam pelayaran dagang. Dia kehilangan hampir segalanya. Dalam perjalanannya ke Athena, ia diperkenalkan pada filsafat oleh filsuf Sinis Crates dan filsuf Megarian Stilpo, yang mengubah hidupnya.
Seperti yang kemudian dilontarkan Zeno, “Saya melakukan perjalanan yang sukses ketika kapal saya karam.”
Dia kemudian pindah ke tempat yang dikenal sebagai Stoa Poikile, yang secara harfiah berarti “teras dicat”. Didirikan pada abad ke-5 SM—reruntuhannya masih terlihat hingga sekarang, sekitar 2.500 tahun kemudian—teras yang dicat adalah tempat Zeno dan murid-muridnya berkumpul untuk berdiskusi.
Meskipun para pengikutnya awalnya bernama Zenonian, namun berkat kerendahan hati Zeno, aliran filsafat yang ia dirikan, tidak seperti hampir semua aliran dan agama sebelum atau sesudahnya, pada akhirnya tidak menggunakan namanya.
4 Keutamaan Stoikisme?