Hingar-bingar kehidupan sosial warga Jakarta Selatan alias Jaksel ternyata mempengaruhi kepribadian anak-anak muda di wilayah tersebut. Anak Jaksel, begitu biasa mereka disebut. Saking gaulnya membuat mereka memiliki bahasa-bahasa khusus atau bahasa Jaksel saat berbicara dalam pergaulan.
Beberapa kata-kata dalam bahasa Inggris seperti “which is”, literally”, “deep talk” yang sering disisipkan saat bicara dalam bahasa Indonesia. Bahasa Jaksel tidak hanya sebuah alat komunikasi semata karena merupakan budaya baru yang sudah mengakar dan berkembang di kalangan kaum urban.
Sebuah akun Instagram resmi LPDP RI belum lama ini memberikan penjelasan terkait fenomena bahasa anak Jaksel tersebut. Berikut beberapa hal yang mempengaruhi kenapa para anak Jaksel sering bicara pakai bahasa Inggris.
1. Usia Produktif
Sebuah data demografis menunjukan jika kawasan Jakarta Selatan dipenuhi banyak orang-orang yang berusia produktif, Usia produktif tidak hanya soal para pekerja juga anak-anak yang masih sekolah dan kuliah. Orang yang termasuk orang produktif cenderung melek teknologi dan sebagai pengguna internet. Bahasa tersebut banyak menyebar dari media internet itu.
2. Banyak Sekolah Internasional
Di wilayah Jaksel banyak sekolah yang berbasis dengan kurikulum internasional. Artinya banyak siswa sekolah internasional yang suka bicara menggunakan bahasa Inggris tinggal di Jakarta Selatan. Kondisi itu mempengaruhi kehidupan sosialnya sehingga banyak yang terpengaruh dengan gaya bicara mereka dengan akses Inggris-Indonesia.
3. Ingin Menunjukan Status Sosial
Seorang dosen dari Universitas Indonesia, Devie Rahmawati mengatakan bawa fenomena bahasa Inggris di kawasan Jakarta Selatan juga dipengaruhi oleh karakter seseorang yang ingin menunjukan status sosialnya. Jika seseorang bicara dengan bahasa Inggris maka akan dianggap memiliki status sosial dari kalangan atas.