Liam bercerita , orangtuanya tidak menyukai hobi anaknya yang sering menghabiskan waktu di tempat PS dibandingkan di rumah. Namun, karena hobi Liam beberapa kali sembunyi sembunyi untuk main di tempat PS.
Sampai masuk SD, Liam mulai pindah tempat nongkrong. Tempat yang dulunya sering datangi yaitu tempat PS beralih ke Warnet.
Liam sempat kesulitan untuk bermain game karena harus berbenturan dengan biaya sewa warnet dengan uang sakunya yang pas-pasan kala itu.
"Dari uang jajan itu nyisihin-nyisihin aja. Kalo misalnya uang jajan nyisihin buat main. Kalau dulu main itu Rp 2.000/sejam. Dulu saya dikasih uang jajan Rp 5.000/hari," Ujar Liam.
Liam mengatakan walau ia aktif di warnet namun ia tetap tidak lupa dengan kwajiban dia untuk bersekolah.
"Kata mereka, mau jadi apa main game terus. Nggak kerja, gak ada penghasilan gak ada apa-apa. Jadi sejak jadi master dan gamer profesional RRQ itu, aku udah bilang ke orang tua, kalau aku mau sukes dan mau buktiin itu di game. Orang orang bilang, game itu gak bisa hasilin duit tapi aku buktiin," kata nya sambil mengingat masalalu ketika ia dilarang bermain game.
Liam mengaku akan fokus menjadi profesional gamers dulu, ia tak akan melanjutkan kuliah untuk saat ini. Ia akan tetap fokus untuk persiapan turnamen di liga-liga game yang lebih besar.
Selamat ya William, dengan pencapaianmu saat ini kamu bisa buktikan pada Orangtua, kamu bisa sukses karena game, dan meruntuhkan stigma masyarakat tentang pandangan negatif seorang gamers.
Gimana gengs, kamu juga kepengen sukses kaya William RRQ?