3. Spongebob mempromosikan perilaku gay
Adegan ini di anggap mempromosikan prilaku gay (Instagram @Top5_id)
Yaelah... cuman karena Spongebob berperan sebagai ibu dan Patrick berperan sebagai ayah untuk anak kerang doang jadi digadang-gadang deh kalo Spongebob mengajarkan perilaku gay pada anak-anak.
Sang animatornya Stephen Hillenburg aja membantah hal tersebut. Beliau menyatakan bahwa Spongebob aseksual, tidak memiliki kelamin. Jadi menurutnya, Spongebob bisa mewakili setiap orang dan semua jenis kelamin.
4. Mempengaruhi cara berpikir anak-anak
Sifat menyimpang tokoh kartun spongebob di anggap mempengaruhi prilaku anak (SS IG @Top5_id)
Menanggapi penelitian ‘terniat’ yang dilakukan American Academy of Pediatrics, pihak Nickelodeon menjelaskan bahwasannya... Spongebob... hmm... emang bukan tontonan untuk anak-anak prasekolah.
Serial Spongebob Squarepants sendiri ditujukkan untuk anak-anak dari usia 6 tahun sampai 11 tahun. Walau pada kenyataannya, banyak juga para remaja yang menggilai karakter bercelana kotak tersebut.
5. Memiliki efek yang membuat penonton obesitas
Burger di anggap makanan cepat saji tidak sehat yang di promosikan oleh spongebob (SS IG @Top5_id)
Pendapat ini lebih gak nalar lagi, gengs. Spongebob Squarepants dinilai mengajari para penonton tuk mengonsumsi makanan cepat saji. Dan hal ini ternyata dikecam oleh Kongres Kesehatan yang menangani obesitas dunia.
Ya gimana, kartun ini dibuat apa adanya sih. Mungkin tergantung yang nonton sih. Kalo gitu, nonton Spongebob Squarepants didampingin orangtua aja lah, biar aman. Finally, kalian bisa nilai sendirilah benar atau tidak gugatan untuk film kartun Spongebob Squarepants tersebut. Namun faktanya banyak loh yang menggugat film kartun Spongebob.
Ya pintar-pintar kita saja sih tuk menanggapi hal tersebut. Kalau nonton jangan fanatik dan kebablasan aja sih.