Tetapi layanan email yang berbayar seharga 3,49 dollar AS pun tetap diintip oleh Oath. Kecuali yang punya email memilih tidak memakai Ad Interest Manager. Opsi opt-out hanya bisa dilakukan di Ad Interest Manager dan tidak bisa diatur melalui menu setting.
Agar informasi yang mereka analisis dan jual ke pengiklan akurat, Oath akan mengandalkan algoritma untuk menyortir email Yahoo! yang didasarkan pada preferensi dan lokasi cookies pengguna.
Semisal pengguna email Yahoo! ini kerap memesan tiket pesawat, maka oleh algoritma tersebut pengguna ini akan dilabeli sebagai "frequent flyers" seperti yang dilansir dari The Verge. Setelah itu pengiklan yang akan masuk kepadanya adalah promosi tiket pesawat dan semacamnya.
Informasi yang diintip oleh Oath ini juga tidak akan masuk ke ranah identitas pribadi pengguna. Proses analisis juga tetap akan dilakukan oleh manusia jika terjadi kesalahan pembacaan oleh algoritma mesinnya. Seperti yang pernah terjadi di India ketika pesan pribadi berisikan undangan pernikahan tradisional India yang dikirim secara massal, terdeteksi sebagai surel komersil.
Meski begitu laporan selanjutnya mengatakan tidak banyak pengiklan yang tertarik membeli layanan Oath ini. Ya, secara hari gini, mana ada perusahaan yang mau reputasinya jeblok gara-gara pake informasi hasil mengintip rahasia orang gengs....