Meskipun telah banyak upaya yang diambil untuk menangkal materi yang bermasalah, YouTube masih menjadi sarang hoax dan berita palsu. Masalah tersebut menjadi sangat lazim di dalam situs hingga baru-baru ini pihak pengembang mengumumkan sedang mengubah AI-nya dalam upaya untuk memperbaiki masalah. Tapi sekarang ruang lingkup masalah benar-benar telah terungkap. Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa meningkatnya jumlah Flat Earthers dapat dikaitkan dengan beredarnya video konspirasi dari situs tersebut.
Menurut Asheley Landrum, asisten profesor komunikasi sains di Texas Tech University, bahwa semua kecuali satu orang dari 30 Flat Earthers yang diwawancarai mengatakan mereka tidak menganggap Bumi itu datar sampai mereka menonton video yang mempromosikan teori itu di YouTube. Saat mempresentasikan hasil penelitiannya pada pertemuan tahunan Asosiasi untuk Kemajuan Ilmu Pengetahuan Amerika di Washington DC, Landrum mengatakan bahwa sebagian besar video Bumi datar yang direkomendasikan didapatkan seseorang setelah mereka menonton klip tentang konspirasi lain, seperti teori alternatif peristiwa 9/11 dan teori pendaratan di Bulan palsu.
Ketertarikan Landrum pada topik ini pertama kali muncul setelah dia menghadiri pertemuan Flat Earthers terbesar di dunia pada konferensi tahunan gerakan tersebut di Rayleigh, North Carolina, pada 2017. Dia mengunjungi konferensi itu lagi pada tahun 2018, ketika berlangsung di Denver, Colorado, untuk mewawancarai sejumlah peserta. Menurut Landrum, satu-satunya orang yang tidak menunjuk ke YouTube sebagai katalisator perubahan pendapat menjadi berubah pikiran setelah orang tersebut diyakinkan oleh anggota keluarga sendiri setelah mereka menonton video YouTube.
Seperti yang dijelaskan oleh ahli AI Guillaume Chaslot di Twitter awal bulan ini, video teori konspirasi cenderung dipromosikan oleh AI YouTube daripada video berbasis fakta karena platform yang menggunakan AI sering menjadi bias oleh kelompok kecil pengguna yang sangat aktif. Ini menjelaskan mengapa Microsoft AI chatbot Tay menjadi mimpi buruk rasis dalam waktu kurang dari 24 jam ketika program tersebut ditinggalkan kepada para pengguna Twitter.
Menurut Landrum, YouTube tidak melakukan kesalahan apa pun, tetapi dapat berbuat lebih banyak untuk melindungi penontonya dari informasi yang salah. "Algoritma mereka membuatnya mudah berakhir di lubang kelinci, dengan menyajikan informasi kepada orang-orang yang akan lebih rentan terhadapnya." Dia meminta para ilmuwan dan pencipta lain untuk membuat video mereka sendiri untuk menangkal efek buruk dari video konspirasi. "Kami tidak ingin YouTube penuh dengan video yang mengatakan bahwa di sini terdapat semua alasan mengapa Bumi itu datar. Kita membutuhkan video lain yang mengatakan inilah alasannya mengapa itu tidak nyata dan di sini ada banyak cara agar kalian dapat melakukan riset sendiri."