Persimpangan Jalan Industri Konsol Gaming

Persimpangan Jalan Industri Konsol Gaming

Selama ini kita melihat bahwa Sony dan Microsoft adalah seteru abadi di dunia konsol gaming. Mereka adalah mimik satu sama lain, sekaligus saling bercermin dengan masing-masing keunggulan pemasaran.

Namun rivalitas ini nampaknya akan segera berakhir. Seperti yang ditulis oleh jurnalis Engadget.com, Jessica Condit, bahwa kedua perusahaan ini akan segera berpisah melihat teknologi yang akan mereka fokuskan.

Xbox One S All-Digital Edition (engadget.com)

Konsol terbaru dari Microsoft yang bernama One S All-Digital Edition adalah sebuah mesin berukuran sedang dengan kelir hitam dan putih. Konsol ini tidak memiliki perangkat optical drive dan dirancang untuk online atau gaming yang berpusat pada pengunduhan.

Sedangkan Sony nampaknya akan berjalan di lajur yang sama. Konsol PlayStation berikutnya, yang untuk saat ini dikenal sebagai PlayStation 5, adalah versi upgrade dari perangkat keras yang ada, menjanjikan untuk berjalan lebih cepat dan lebih lancar daripada PlayStation 4 Pro, dengan dukungan untuk grafis 8K dan audio 3D. Dan tentunya masih mempertahankan drive disk optik.

Optical Drive Adalah Kunci

Secara fisik, drive optik adalah fitur kecil, tetapi mewakili perubahan besar dalam ekosistem video game. Streaming video game atau yang biasa disebut cloud gaming sedang menapaki jalannya. Muncul banyak konsekuensi atas hilangnya satu perangkat ini. Semisal apakah jaringan broadband yang mapan siap atau tidak? Apakah industri ini bergerak menuju pasar tanpa batas, lintas platform, dan fokus digital?

Microsoft tampaknya sudah sangat siap untuk menghadapi era full digital gaming ini. Dengan server cloud yang mengimbangi Google, Microsoft hanya butuh meyakinkan konsumen bahwa konsol mereka akan sangat terjangkau harganya. Lagi-lagi karena ketidaktersediaan perangkat seperti optical drive bahkan pemroses grafis.

Yang Microsoft butuhkan hanyalah biaya langganan dari konsumen untuk menikmati sebuah gim. Melalui layanan berlangganan online Microsoft yaitu Xbox Live Gold dan Game Pass. 

Xbox Live Gold membuka kemampuan multipemain daring di banyak gim - fitur yang diperlukan untuk judul-judul top pada hari itu, termasuk Fortnite, Overwatch, PUBG, Rainbow Six Siege, Liga Rocket, Grand Theft Auto Online, Apex Legends dan Minecraft. Gold berharga $ 60 setahun. 

Game Pass, sementara itu, memberikan akses ke perpustakaan lebih dari 100 permainan, semua tersedia untuk diunduh dan dimainkan selama langganan Anda aktif. Game Pass adalah $ 10 per bulan, atau $ 120 per tahun.

Xbox Live Gold dan Game Pass (engadget.com)

Lantas bagaimana dengan Sony. Ya mereka akan tetap bertahan pada gaming yang bisa dilakukan tanpa koneksi internet dan berbagi game dengan mudah. Sony sedikit mengejek Microsoft dengan sebuah sketsa yang menunjukkan betapa mudahnya berbagi koleksi gim, sesuatu yang terdengar rumit di biosfer Xbox One yang selalu online dan berfokus pada digital. Dalam video tersebut, seorang eksekutif Sony hanya menyerahkan disk game ke eksekutif lain.

Konsol next gen mereka, Playstation 5 dirancang oleh arsitek perangkat keras legendaris Mark Cerny. Konsol ini adalah mesin powerful yang dibuat untuk menyaingi sebagian besar PC gaming, dengan CPU Ryzen 8-core generasi ketiga yang dibangun di atas mikroarsitektur 7nm Zen 2 Sony. 

PS5 juga dipersenjatai GPU custom yang dapat menjalankan ray-tracing dan audio immersive 3D. Terdapat juga SSD yang secara drastis mengurangi waktu loading. Dengan spec seperti ini PS5 mendukung grafik hingga 8K. Semua ini, ditambah konsol baru kompatibel dengan game PS4 dan headset PlayStation VR.

Namun, aspek yang paling menonjol dari PS5 adalah drive optisnya. Sony sangat mendukung penjualan game fisik dan koleksi disk yang telah dikumpulkan para pemain selama bertahun-tahun.

Sony PS4 (tiowo.wommisso.se)

Sony dan Microsoft sedang dalam persimpangan jalan. Mereka berfokus pada masing-masing fitur. Sony melihat kebelakang dan mempelajari sistem yang bekerja sekarang dan telah bekerja selama beberapa generasi, meningkatkannya dengan cara yang diharapkan, namun masih sangat dinanti. 

Microsoft melihat ke depan. Mereka berusaha untuk membangun masa depan yang berbeda, dan mengambil risiko dengan menghilangkan beberapa fitur yang sudah sangat akrab dikalangan gamers. 

Ada banyak momentum di belakang streaming dan semua permainan digital sekarang, tetapi layanan ini bisa gagal. Jaringan internet dan seluler mungkin tidak siap untuk gim cloud latensi rendah, bebas gangguan, bahkan pada tahun 2019. 

Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"