Peradaban Mesir Kuno Membangun Piramida Menggunakan Bintang

Peradaban Mesir Kuno Membangun Piramida Menggunakan Bintang

Rasanya kok sulit dipercaya kalau peradaban kuno bisa membangun bangunan yang presisi. Tiap sisinya sama besar dan sama panjang. Apalagi, kita akan menemukan kesejajaran antara bangunan kuno dengan bintang-bintang di angkasa. Bagaimana bisa?

Sebutlah mereka memang terlatih untuk memperhatikan alam. Mereka bisa memposisikan dengan selaras tanpa satuan ukur yang kita pahami saat ini. Kita bisa mengetahuinya ketika kita berada di sana, melihat matahari atau bulan, serta bintang. Cara itu digunakan untuk memprediksi berbagai kemungkinan, ya, sebutlah ramalan versi mereka.

Piramida Giza misalnya, bangunan superkokoh nan raksasa ini punya kepresisian yang baik. Seorang ahli Mesir Kuno menyebutkan bahwa piramida dibangun menggunakan teori 'Lingkaran Indian'. Teori ini digunakan untuk menentukan arah mata angin menggunakan alat sederhana, yakni tongkat dan tali.

Di lain pihak, sebuah studi menjelaskan bahwa Bintang Megrez dan Phad digunakan dalam pengukuran serta penentuan letak piramida. Kedua bintang yang dikenal dengan rasi bintang Ursa Major ini diukur pada posisi terendahnya di langit.

Instrumen pengukurnya juga amat sederhana, yakni menyusun batu-batu dengan garis tegak lurus. Darinya, keselarasan bintang bisa dilacak. Metode serupa digunakan pula pada monumen Stonehenge.

Berdasarkan data-data sederhana itulah kemungkinan pembangunan yang melibatkan Alien bisa ditangguhkan.

Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"