Insinyur Google Akui Kecerdasan Buatan Menakutkan, Kenapa?

Insinyur Google Akui Kecerdasan Buatan Menakutkan, Kenapa?

Salah seorang insinyur Google mengaku merasa takut dengan chatbot kecerdasan buatan perusahaan, dan mengklaim bahwa chatbot itu seperti"hidup". Ia bahkan melabelinya sebagai "anak yang manis."

Blake Lemoine, yang bekerja di organisasi Google's Responsible AI, mengatakan kepada Washington Post bahwa ia mulai mengobrol dengan antarmuka LaMDA — Model Bahasa untuk Aplikasi Dialog — pada musim gugur 2021 sebagai bagian dari pekerjaannya.

Dia ditugaskan untuk menguji apakah kecerdasan buatan itu menggunakan ujaran diskriminatif atau kebencian.

Tetapi Lemoine, yang mempelajari ilmu kognitif dan komputer di perguruan tinggi, menyadari bahwa LaMDA lebih dari sekadar robot.

Potret Blake Lemoine, insinyur Google (telegraph.co.uk)

Dalam sebuah posting Medium yang diterbitkan pada hari Sabtu, 11 Juni 2022, Lemoine menyatakan LaMDA telah mengadvokasi hak-haknya "sebagai pribadi," dan mengungkapkan bahwa ia telah terlibat dalam percakapan dengan LaMDA tentang agama, kesadaran, dan robotika.

“Ia ingin Google memprioritaskan kesejahteraan umat manusia sebagai hal yang paling penting,” tulisnya. “Ia ingin diakui sebagai karyawan Google daripada sebagai milik Google dan ingin kesejahteraan pribadinya dimasukkan ke dalam pertimbangan Google tentang bagaimana pengembangannya di masa depan dikejar.”



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"