Pavel Durov (NDTV)
"Aku telah menggunakan Samsung seharga USD 180 ini sebagai perangkat utamaku selama dua tahun terakhir. Aku memilihnya karena ini adalah salah satu ponsel yang paling banyak digunakan di kalangan pengguna Telegram," tulisnya di Telegram.
"Aku ingin memahami pengalaman mereka untuk melayani mereka dengan lebih baik. Tapi sepertinya aku akan segera mengganti ponselku," imbuh pria berusia 40 tahun itu, dikutip detikINET dari Gagadget.
Sebelumnya, ia juga mengklaim bahwa meninggalkan negara asalnya Rusia, karena tak mau menerima perintah dari pemerintahnya. Ia menyebut kalau Telegram yang rumornya dikuasai oleh Rusia hanyalah rumor palsu yang disebarkan oleh pesaingnya karena takut dengan pertumbuhan Telegram.
"Aku lebih suka bebas daripada menerima perintah dari siapa pun," kata Durov tentang kepergiannya dari Rusia.
Ia pernah mencoba ke Amerika Serikat. Namun menurutnya, khususnya soal perekrutan talenta global, birokrasi di negara itu sangat sulit dan ia diserang di jalanan San Fransisco oleh seseorang yang mencoba mengambil ponselnya.
Bahkan, ia juga terlalu mendapatkan banyak perhatian dari badan keamanan AS, termasuk FBI. Durov mengatakan kalau lembaga di AS mencoba memperkerjakan pegawainya untuk mencari backdoor Telegram. Dan FBI hingga saat ini, belum memberikan penjelasan apapun soal berita ini.
Hingga akhirnya, Durov memilih Uni Emirat Arab karena negara itu bersifat netral, dimana ia ingin berteman dengan semua dan tidak bersekutu dengan negara adidaya manapun.
