Filosofi Angka Nol, dari Ketiadaan Kini Menjadi Pondasi Teknologi

Filosofi Angka Nol, dari Ketiadaan Kini Menjadi Pondasi Teknologi
Angka Nol (via Okezone)

Pendapat tentang angka 0 datang dari Charles Seife, ia mengatakan bahwa nol tidak lahir berbarengan dengan matematika. Nol merupakan symbol yang lahir belakangan. Bagi manusia pra modern angka ini memang menakutkan, karena pada zaman ini manusia mengenal matematika hanya memiliki dua bilangan yaitu “satu” dan “banyak”.

Dua bilangan ini digunakan oleh makluk purba untuk membedakan kuantitas apa yang dimilikinya. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan bahasa, angka dua, tiga, dan seterusnya berdatangan. Setelah muncul angka 12, konsep bilangan lantas disempurnakan oleh orang Inggris dan Perancis yang menggolongkan angka 11 dan 12 menjadi angka di atas sepuluh. Jadilah bilangan basis 10 seperti yang digunakan saat ini.

Perubahan juga dilakukan oleh Mesir. Mesir mengubah angka menjadi 6 simbol. Meskipun terasa rumit, namun dengan mengubahnya menjadi simbol tersebut orang Mesir akhirnya bisa menentukan penanggalan dan juga menentukan bulan serta jumlah harinya.

Angka Nol (via Tribunnews)

Manusia purba yang berada di beberapa daerah sebenarnya kurang apik memanfaatkan matematika ini. Namun mereka mengenal nol. Penyebabnya yaitu, nol dianggap tidak ada/tidak berguna dan tidak dikenali karena kebudayaan pada zaman itu selalu mengaitkan dengan kehampaan dan ketiadaan dengan kekacauan dan kerusakan yang diyakini pernah terjadi. Karena kepercayaan itulah nol akhirnya dihindari.

Ketiadaan nol akhirnya berakhir ketika masyarakat babilonia menggunakan nol untuk memudahkan hitung menghitung. Tetapi sayangnya disini nol masih dianggap sebagai digit bukan sebagai angka atau bilangan hingga lahirlah Pythagoras menganggap bahwa nol adalah sebuah bilangan.

Pythagoras dan teman-temannya menganggap bahwa nol bukan suatu kehampaan melainkan sebagai symbol/bilangan yang tidak indah. Meskipun saat ini nol menjadi bilangan tersendiri bagi manusia, namun kengeriannya masih bertahan hingga sekarang.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"