Telinga kirinya setengah tuli dan telinga kanan sama sekali gak bisa mendengar. Dia berlatih musik sebagai terapi buat telinga awalnya gengs.
Pamungkas mulai latihan drum pada usia 8 tahun. Tapi karena gak cocok dia ganti belajar piano dan gitar. Sejak saat itu dia jatuh cinta dengan dunia musik. Sampek bilang pada orang tuanya kalau gak masu sekolah. Mau belajar musik aja.
Ayahnya punya manajemen artis bernama Oxygen Entertainment. Mendukung cita-cita Pamungkas. Ngajak dia tur dengan beberapa band.
"Gue bolos sekolah, ikut tur. Diajari kalau mau jadi musisi harus jadi kru dulu, harus tahu dunia dulu supaya saat jadi talent enggak seenaknya sama orang," ungkap Pamungkas dalam sebuah wawancara.
Sejak SMP Pamungkas udah ngisi acara dan nyanyi di cafe. Bayarannya di kafe La Piazza berkisar antara Rp 1,6 sampek Rp 2 juta gengs.
Pamungkas yang awalnya gak mau sekolah, meneruskan studi di jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Paramadina. Sebelum beneran berkarir Solo dia pernah jadi kru TV loh di acara Islam itu Indah.
Beneran mulai dari nol banget nih Pamungkas gengs. Hingga jadi hits sampek sekarang. Emang kerja keras dan melakukan apa yang disuka bisa bikin yang gak mungkin jadi kenyataan.
Pamungkas telah sukses merilis tiga album yakni Walk The Talk (2018), Flying Solo (2019) dan yang terbaru Solipsism (2020). Pamungkas sempat masuk nominasi AMI Awards 2019 sebagai Artis Solo Pria Pop Terbaik lewat lagunya "I Love You But I’m Letting Go".
Makanya, kamu kalau ada keinginan dan kesukaan juga jangan gampang menyerah ya...