Di usianya yang menginjak 25 tahun, wanita itu pun baru tau kalau dia memang tidak memiliki rahim dan ovarium. Namun, alat kelamin prianya pun tidak tumbuh sempurna. Dia juga tidak mempunyai jakun seperti pria pada umumnya.
"Kami juga tidak menemukan testis yang tersembunyi di tubuhnya. Mungkin karena dia sudah cukup berumur sehingga testisnya menurun dan berhenti tumbuh," ujar Dong Fengqin, dokter spesialis hormon yang memeriksanya, dikutip dari South China Morning Post.
Selain itu, ada hasil tes lain yang menunjukkan kalau dia juga mengalami hipertensi dan kadar potassium dalam tubuhnya yang rendah. Gejala ini umumnya ditemukan pada kasus congenital adrenal hyperplasia, yakni kondisi yang menyebabkan gangguan pada perkembangan seksualitas.
Nyatanya, wanita tersebut juga tumbuh berbeda dari anak-anak seusianya saat kecil. Hampir semua gadis remaja mengalami menstruasi di usia belasan tahun, tapi tidak dengannya. Orang tuanya pun sudah membawanya ke dokter, namun kondisinya dinyatakan tak ada masalah.
"Saat masih remaja ibu membawaku ke dokter. Dokter bilang pertumbuhan seksualku hanya lebih lambat saja dari orang lain, dan aku akan menstruasi dalam beberapa tahun. Tapi setelah dewasa, masalah ini membuatku malu sehingga aku tidak merawatnya dengan serius," ujar wanita asal China Selatan tersebut.
Hingga waktunya ketika ia menikah, ia baru mengetahui soal jenis kelaminnya sendiri. Itu sebabnya, wanita tersebut pun sulit untuk memiliki anak. Padahal dia dan suaminya sudah mengikuti program hamil selama 12 bulan.