2. Mempengaruhi Kesehatan Paru-Paru
Sebuah studi tahun 2018 menilai fungsi paru-paru dari 10 orang yang tidak pernah merokok segera setelah melakukan vaping cairan baik dengan atau tanpa nikotin.
Para peneliti menyimpulkan bahwa vaping baik dengan dan tanpa nikotin mengganggu fungsi paru-paru normal pada orang sehat.
Laporan 2018 yang sama dari NAP menemukan bahwa ada beberapa bukti bahwa paparan rokok elektrik memiliki efek buruk pada sistem pernapasan, tetapi studi tambahan diperlukan untuk memahami sejauh mana vaping berkontribusi terhadap penyakit pernapasan.
3. Efek Buruk pada Gigi dan Gusi
Sebuah studi tahun 2018 melaporkan bahwa paparan aerosol e-rokok membuat permukaan gigi lebih rentan terhadap berkembangnya bakteri. Para penulis menyimpulkan bahwa vaping dapat meningkatkan risiko gigi berlubang.
Studi lain dari 2016 menunjukkan bahwa vaping dikaitkan dengan peradangan gusi, faktor yang diketahui dalam perkembangan penyakit periodontal.
Demikian pula, ulasan tahun 2014 melaporkan bahwa vaping dapat memicu iritasi pada gusi, mulut, dan tenggorokan.
4. Disfungsi Sel dan Kerusakan DNA
Laporan 2018 dari NAP menemukan bukti substansial bahwa vaping menyebabkan disfungsi sel, stres oksidatif, dan kerusakan DNA.
Beberapa dari perubahan seluler ini telah dikaitkan dengan perkembangan kanker dalam jangka panjang, meskipun saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa vaping menyebabkan kanker.
Sampai saat ini, bukti tentang risiko kesehatan dari vaping masih sangat terbatas. Yang pasti, efek samping kesehatan dari vaping akan memakan waktu puluhan tahun untuk berkembang. Tetapi berdasarkan pengalaman dengan rokok tembakau, efek kesehatan yang merugikan yang serupa termasuk COPD, penyakit jantung, dan kanker dapat diperkirakan.