Orang yang suka latah memang membuat suasana jadi terhibur karena banyak yang tertawa. Tapi sebenarnya latah itu penyakit atau kebiasaan sih? Bisakah orang latah disembuhkan dan menjadi seperti orang normal lainnya?
Dilansir dari Kompasiana, latah merupakan kondisi seseorang yang cukup unik. Orang latah menunjukan perubahan kualitas kesadaran dan abnormalitas tingga sugestibilitas. Para dokter sendiri sampai saat ini masih memperdebatkan apakah latah bisa dimasukan ke dalam kategori penyakit atau kelainan kesehatan atau malah kondisi atau kebiasaan.
Ternyata ilmuwan dan dokter dari negara di Eropa dan Amerika beranggapan jika latah bukan penyakit melainkan sebuah kondisi tetapi harus diobati. Hal itu berbeda dengan apa yang terjadi di Indonesia, sebab biasanya orang latah sama sekali tidak melakukan pengobatan khusus untuk disembuhkan.
Tidak semua orang bisa mengidap latah. Beberapa ahli menyebut jika latah biasanya terjadi pada orang yang dikucilkan atau disepelekan dalam lingkungan sosial, sehingga latah muncul sebagai defense mechanism atau orang itu ingin menarik perhatian dan menjalin pertemanan meski harus latah lebih dulu.
Latah sendiri terdiri dari beberapa jenis, ada yang masih dalam batasan ringan, sedang hingga berat. Untuk latah yang masih ringan disebut ekolalia atau reaksi latah dengan mengulangi perkataan orang lain. Penyebabnya karena sistem indera yang dimiliki pengidap latah terutama mata, mulut, dan telia alami gangguan.
Untuk latah sedang disebut ekopraksia yakni reaksi latah yang menirukan gerakan orang lain. Latah ini dianggap lebih parah karena tidak hanya meniru ucapan tetapi menirukan perilaku orang lain. Latah paling parah masuk dalam kategori automatic obedience yakni orang latah bisa mudah diperintah orang lain secara spontan dan melakukannya meskipun itu melakukan hal berbahaya.